Ilustrasi kapal perang Inggris. Foto: Ist

DIALEKSIS.COM | Dunia - Sebuah kapal perang Inggris berlayar melewati Selat Taiwan pada Senin (27/9) di tengah ketegangan antara Taipei dan Beijing yang terus memanas.

Kapal perang jenis frigate HMS Richmond melewati Selat Taiwan yang bergolak menuju Vietnam. HMS Richmond telah dikerahkan London ke Laut China Timur untuk ikut serta dalam operasi penegakkan sanksi PBB terhadap Korea Utara.

"Setelah masa sibuk bekerja bersama mitra dan sekutu di Laut Asia Timur, kami sekarang dalam perjalanan melalui Selat Taiwan untuk menuju Vietnam," kata armada HMS Richmond melalui pernyataan di Twitter.

Media lokal Taiwan melaporkan ini adalah pertama kali kapal perang Inggris transit melalui Selat Taiwan yang memisahkan Taiwan dan China daratan sejak 2019. China pun mengecam manuver HMS Richmond tersebut. Beijing mengatakan manuver kapal perang Inggris itu seperti "menyimpan niat jahat".

Dikutip Reuters, Beijing menuturkan telah mengerahkan kapal perangnya untuk mengintai gerak-gerik HMS Richmond. Seperti diketahui, China mengklaim Taiwan sebagai wilayah pembangkang yang ingin memisahkan diri.

Negari Tirai Bambu ini kerap menekan Taiwan dari sisi politik dan militer untuk memaksa negara itu menghentikan ambisinya memerdekakan diri. Sementara itu, Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Inggris, terus memberikan dukungan kepada Taiwan. Kapal perang AS hampir setiap bulan melewati selat Taiwan meskipun terus mendapat kecaman dari China.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng tidak berkomentar langsung ketika ditanya tentang kapal perang Inggris tersebut. Ia menyatakan dirinya tidak tahu misi apa yang dilakukan kapal asing tersebut di Selat Taiwan.

Chiu juga menyampaikan bahwa armada militer Taiwan akan terus mengawasi semua pergerakan kapal-kaal asing di dekat wilayah negaranya.

Sementara itu, China juga terus meningkatkan latihan militernya di sekitar Taiwan. Beijing kerap mengirim pesawat angkatan udara mereka menerobos wilayah pertahanan udara Taiwan sebanyak ratusan kali untuk menggertak Taipei [cnnindonesia.com].