Rabu, 26 November 2025
Beranda / Berita / Dunia / China Ancam Tindak Tegas Campur Tangan Asing di Taiwan

China Ancam Tindak Tegas Campur Tangan Asing di Taiwan

Rabu, 26 November 2025 23:50 WIB

Font: Ukuran: - +

Gambar peta negara China dan Taiwan. Foto: Net


DIALEKSIS.COM | Internasional - China kembali melontarkan peringatan keras terkait isu Taiwan. Beijing menegaskan tidak akan ragu “menghancurkan” siapa pun yang dianggap ikut campur dalam urusan tersebut. Pernyataan itu disampaikan Juru Bicara Kantor Urusan Taiwan, Peng Qingen, di tengah meningkatnya ketegangan dengan Jepang.

Peng menegaskan bahwa China memiliki seluruh kapasitas untuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya. “Kami memiliki keinginan yang kuat, tekad yang kuat, dan kemampuan yang kuat untuk membela kedaulatan nasional serta integritas teritorial,” ujarnya, seperti dikutip Al Jazeera.

“Kami akan menghancurkan semua bentuk campur tangan pihak asing,” tambahnya.

Pernyataan keras itu muncul setelah Jepang mengumumkan rencana penempatan rudal di Pulau Yonaguni, titik paling selatan Negeri Sakura yang berjarak sekitar 110 kilometer dari Taiwan. Menteri Pertahanan Jepang Shinjiro Koizumi menyebut pengerahan rudal pada Minggu (23/11) itu merupakan langkah untuk memperkuat pertahanan negeri mereka.

Namun Peng menilai langkah tersebut sebagai tindakan provokatif yang dapat memicu eskalasi militer.

“Pengerahan senjata ofensif Jepang di wilayah yang dekat dengan Taiwan benar-benar berbahaya, karena secara terang-terangan menciptakan ketegangan regional dan memprovokasi konfrontasi militer,” tegasnya.

Koizumi membantah anggapan itu. Ia menilai keputusan tersebut murni untuk perlindungan diri dan bukan langkah yang bertujuan meningkatkan ketegangan.

Ketegangan kedua negara sudah memuncak sejak pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi di parlemen pada 7 November lalu. Ia menyatakan Jepang dapat terlibat secara militer apabila China melancarkan serangan ke Taiwan.

Beijing mengecam keras pernyataan itu dan meminta Takaichi menarik ucapannya. Namun permintaan tersebut ditolak mentah-mentah.

Sebagai respons, China melarang warganya bepergian ke Jepang, menghentikan impor produk laut dari Jepang, hingga menyetop penayangan sejumlah anime. Beijing bahkan melayangkan protes resmi ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

China memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang kelak harus disatukan kembali, bila perlu dengan kekuatan militer. Sementara Taiwan, yang telah memiliki pemerintahan sendiri, terus menegaskan keinginan untuk merdeka.

Bagi Beijing, isu Taiwan merupakan garis merah yang tidak dapat dinegosiasikan. Peringatan terbaru yang dilontarkan Peng menjadi sinyal bahwa setiap langkah negara asing yang dianggap memperkuat Taiwan atau mengganggu klaim China, akan mendapat respons keras dari Beijing.

Ketegangan ini menambah daftar panjang dinamika geopolitik di kawasan Indo-Pasifik yang semakin sensitif dan mudah tersulut.

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI