kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Capres Brasil Lula da Silva Janji Hentikan Penambangan Ilegal di Tanah Adat

Capres Brasil Lula da Silva Janji Hentikan Penambangan Ilegal di Tanah Adat

Rabu, 13 April 2022 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Mantan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula Da Silva mengunjungi masyarakat adat di kamp protes Free Land. [Foto: Adriano Machado/Reuters]


DIALEKSIS.COM | Brasil - Mantan Presiden sayap kiri Brasil Luiz Inacio Lula da Silva telah berjanji kepada warga pribumi bahwa dia akan menghentikan penambangan ilegal di reservasi mereka dan mengakui klaim tanah mereka jika dia memenangkan pemilihan presiden pada bulan Oktober 2022 mendatang.

Lula pada hari Selasa (12/4/2022) mengunjungi sebuah kamp protes di Brasilia di mana beberapa ribu anggota dari 200 suku pribumi berkumpul untuk menentang rencana Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro untuk mengizinkan pertanian komersial, pertambangan dan eksplorasi minyak di tanah mereka.

“Semua yang telah ditetapkan pemerintah ini terhadap masyarakat adat harus segera dicabut,” kata Lula, yang menjabat sebagai presiden selama dua periode dari 2003 hingga 2010.

“Tidak ada yang berbuat lebih banyak untuk masyarakat pribumi selain pemerintah Partai Buruh kami, dan sekarang semuanya telah dibongkar oleh pemerintah yang tidak bermoral ini,” kata Lula di depan kerumunan yang bersorak-sorai, melansir Aljazeera, Rabu (13/4/2022).

Penambangan ilegal telah melonjak di Amazon. Hal itu dipicu harga emas yang melambung tinggi dalam beberapa tahun terakhir dan penambangan menghancurkan125 km persegi hutan Amazon Brasil tahun lalu.

Para pemimpin adat telah meminta Lula untuk membangun kembali Lembaga Urusan Adat Pemerintah Funai, yang dananya telah dipotong dan stafnya terkuras di bawah kepemimpinan Bolsonaro.

“Lula, kita tidak terlindungi. Hak kami diinjak-injak,” kata Joenia Wapichana, satu-satunya perwakilan pribumi di Kongres.

Dia mengatakan pendudukan ilegal tanah adat yang dilindungi sedang dilegalkan dan penambang ilegal menjarah tanah adat, di mana mereka menghancurkan hutan dan mencemari sungai. [Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda