kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Biden Mendadak Telepon Erdogan

Biden Mendadak Telepon Erdogan

Sabtu, 24 April 2021 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dikabarkan menghubungi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Jumat (23/4/2021). Panggilan telepon ini merupakan panggilan pertama Biden terhadap Erdogan.

Panggilan ini terjadi lebih dari tiga bulan setelah pelantikan Biden pada 20 Januari. Hal ini seringkali dipandang sebagai bahu dingin bagi Erdogan, yang telah menikmati hubungan dekat dengan mantan presiden Donald Trump.

Dilansir Reuters, kedua pemimpin dikabarkan sepakat untuk menjalin kerja sama yang membangun bagi kedua negara.

"Presiden Biden hari ini berbicara dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, menyampaikan ketertarikannya pada hubungan bilateral yang konstruktif dengan area kerja sama yang diperluas dan manajemen perselisihan yang efektif," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Sebuah pernyataan dari kepresidenan Turki mengatakan Biden dan Erdogan sepakat tentang "karakter strategis hubungan bilateral dan pentingnya bekerja sama untuk membangun kerja sama yang lebih besar dalam masalah kepentingan bersama."

Selain itu, Biden juga menyatakan beberapa intensinya untuk bertemu Erdogan di sela-sela KTT NATO pada bulan Juni untuk melakukan percakapan yang lebih luas tentang hubungan kedua negara mereka.

Lebih lanjut, dalam hubungan telepon itu, Biden dikabarkan akan mengakui Pembantaian etnis Armenia tahun 1915 yang dilakukan Kesultanan Ottoman sebagai sebuah genosida.

Hal ini disampaikan langsung kepada Erdogan setelah Gedung Putih menggambarkan peristiwa selama Perang Dunia Pertama sebagai "Metz Yeghern" atau kejahatan besar. Namun, pembicaraan ini tidak digambarkan lebih lanjut oleh kedua pihak.

Turki dikenal selalu menolak untuk menyebut pembantaian itu sebagai genosida. Ankara mengklaim bahwa hal itu terjadi sebagai sebuah bentuk skenario perang.

Sementara itu, hubungan antara Washington dan Ankara diketahui telah tegang karena sejumlah masalah, mulai dari pembelian sistem pertahanan S-400 Rusia oleh Turki, yang menjadi sasaran sanksi AS, hingga perbedaan kebijakan di Suriah, hak asasi manusia, dan masalah hukum.

Erdogan telah menjalin ikatan erat dengan Trump, tetapi sejak Biden mengambil alih, Washington menjadi lebih vokal menyuarakan rekam jejak hak asasi manusia Turki. Tak hanya itu, Gedung Putih juga berdiri teguh pada permintaannya agar Ankara menyingkirkan sistem pertahanan Rusia.[CNBC Indonesia]


Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda