Begini Kecanggihan Drone Heron 1 Israel, Markasnya 60 Menit dari Indonesia
Font: Ukuran: - +
Drone Heron 1 buatan Israel milik Singapura. (Foto: VIVAnews)
DIALEKSIS.COM | Singapura - Angkatan Udara Singapura tidak sengaja membocorkan pesawat nirawak atau Drone Heron 1 berkualifikasi Medium Altitude Long Endurance (MALE).
Drone buatan Israel ini dilengkapi dengan pod perangkat elektronik khusus (belly payload pod) baru yang dipasang pada bagian bawah perut.
Perangkat ini memiliki kemampuan dalam memberi data-data akurat dari target yang dibidik. Selain itu, resolusi gambar yang dihasilkan sangat tajam, berwarna serta beresolusi tinggi.
Seperti dikutip dari VIVAnews.com, Sabtu, 12 Oktober 2019, Drone Heron 1 sedang mengikuti latihan militer dua tahunan dengan Amerika Serikat bertajuk "Forging Sabre" yang digelar di Pangkalan Udara Mountain Home, Idaho, AS, sejak 30 September sampai 10 Oktober 2019.
Jeroan dari belly payload pod itu hingga kini tak diungkap. Namun, tiba-tiba foto Drone Heron 1 dengan belly payload pod kemudian dihapus, dan diganti sama foto Heron standar atau tanpa belly payload pod.
Kementerian Pertahanan Singapura langsung memberikan pernyataan, bahwa Drone Heron 1 yang dilibatkan dalam "Forging Sabre" memiliki peran untuk mendeteksi, melacak, dan menetapkan beberapa sasaran bergerak di permukaan.
Negara yang jaraknya 1 jam atau 60 menit dari Indonesia ini diketahui merupakan salah satu angkatan udara terkuat dan tercanggih di kawasan Asia Tenggara. Salah satunya memiliki skadron khusus Drone Heron 1, yakni Skadron 119 dan Skadron 128 yang berbasis di Murai Camp, Tengah Air Base.
Kedua skadron ini bernaung di bawah kendali Komando UAV RSAF yang dibentuk pada 2007. Kehadiran drone buatan Israel ini semakin membuat Singapura percaya diri. Heron 1 dibeli guna menggantikan peran Searcher (IAI Malat), juga dari Israel, yang mulai dioperasikan RSAF sejak 1994.
Drone Heron 1 mampu terbang selama 45-52 jam atau dua hari nonstop dengan ketinggian maksimum mencapai 30 ribu kaki (9.100 meter). Robot udara ini juga dilengkapi kemampuan lepas landas dan mendarat secara otomatis.
Dalam sistem persenjataan militer Singapura, drone ini membuktikan diri sebagai mata yang tajam sekaligus intelijen udara bagi sistem persenjataan lain dalam upaya menghancurkan target-target sasaran dengan baik.
Drone ini menjadi pemberi informasi yang sangat akurat bagi sistem persenjataan udara Singapura seperti jet tempur F-15SG, F-16C/D, maupun heli serang AH-64D dalam skenario peperangan.
Di dalam negeri, Drone Heron 1 berperan sebagai pengawas negara dari udara secara senyap untuk hal-hal yang dibutuhkan, termasuk misi kontraterorisme. Namun sayang, Singapura tidak mempublikasi jumlah Drone Heron 1 buatan Israel itu secara pasti.(VV)