kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Bahaya Kelaparan Mengancam Dunia

Bahaya Kelaparan Mengancam Dunia

Kamis, 23 April 2020 11:28 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan bahwa pandemi virus korona baru (covid-19) bisa melipatgandakan jumlah orang di seluruh dunia yang menghadapi kelaparan akut.

“Jutaan warga sipil yang tinggal di negara-negara yang dilanda konflik, termasuk banyak perempuan dan anak-anak, dihadapkan ke ambang kelaparan, dengan momok kelaparan kemungkinan yang sangat nyata dan berbahaya,” kata Direktur Eksekutif WFP David Beasley pada sesi virtual di Dewan Keamanan PBB, kemarin

Laporan Global Report on Food Crisis mengindikasikan 135 juta orang kini menghadapi krisis kelaparan.

“Karena virus korona, 130 juta orang lainnya dapat ikut mengalami kelaparan pada akhir 2020. Totalnya 265 juta orang,” tambahnya.

Ia juga memperingatkan 36 negara mungkin menghadapi kelaparan karena pandemi covid-19.

Terkait dengan wabah tersebut, Kongres AS, kemarin, menyepakati paket bantuan tambahan senilai hampir US$500 miliar untuk penanganan dampak virus terhadap ekonomi AS. Dana yang digelontorkan AS untuk menangani krisis pandemi itu kini jadi hampir senilai US$3 triliun.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan menangguhkan imigrasi bagi para pencari kartu hijau selama 60 hari. Alasannya, langkah itu akan melindungi pekerjaan AS.

“Dengan menghentikan imigrasi, orang Amerika yang menganggur akan mendapat peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan ketika Amerika dibuka kembali,” kata Trump.

Pemerintah AS mengeluarkan 462 ribu visa pada tahun fiskal 2019, jauh lebih sedikit ketimbang 617 ribu visa yang diberikan pada 2016 di bawah Barack Obama.

Kasus naik

Jumlah kasus covid-19 di Singapura dilaporkan telah melampaui angka 10 ribu, dengan 1.016 kasus baru yang terjadi kemarin. Sebagian besar kasus baru ialah dari pemegang izin kerja yang tinggal di asrama pekerja asing. Sementara itu, jumlah kematian sebanyak 11 orang.

Menyikapi lonjakan kasus covid-19 di asrama, Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengatakan pekerja asing yang lebih tua akan diberi perhati­an khusus dan dipindahkan ke asrama terpisah untuk pemantauan.

Sementara itu, di Arab Saudi, tercatat total ada 11.631 kasus covid-19, termasuk 109 kematian dan 1.640 yang sembuh. Raja Salman bin Abdul­aziz, kemarin, dilaporkan sudah menyetujui soal pelaksanaan salat tarawih yang dipersingkat dan tanpa kehadiran masyarakat umum di Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Sebaliknya, beberapa negara Eropa akan melonggarkan pembatasan wilayah. Belanda dan Prancis mengumumkan bahwa sekolah dasar akan dibuka kembali bulan depan. “Murid-murid nantinya bersekolah setengah hari. Selain itu, jumlah muridnya juga akan diatur. Misalnya, satu hari separuh murid, separuh lagi di hari berikutnya,” kata Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte.

Di Spanyol, anak-anak di bawah 14 tahun akan diizinkan keluar dari rumah mereka mulai 27 April jika ditemani orangtua. Mereka tidak diizinkan berolahraga atau bermain di taman yang tetap ditutup, tetapi bisa mengunjungi toko serbaada, apotek, atau bank. (Im/Media Indonesia)



Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda