kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Australia Dorong Penyelidikan Asal-Usul Corona, China Keberatan

Australia Dorong Penyelidikan Asal-Usul Corona, China Keberatan

Rabu, 22 April 2020 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi. AS menyebut intelijen tengah menginvestigasi sumber penyebaran virus corona dari laboratorium di Wuhan, China. [Foto: Unsplash/Pixabay]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne mendorong digelarnya penyelidikan global atas asal-usul pandemi COVID-19, termasuk upaya penanganan yang dilakukan China di kota Wuhan. Namun Pemerintah China langsung menolak usulan ini dan menuding Australia tidak menghargai pengorbanan rakyat China dalam mengatasi wabah corona.

Menlu Payne dalam wawancaranya dengan ABC mendorong perlunya dibentuk komisi untuk menyelidiki pandemi COVID-19. Tak hanya itu, ia menginginkan keterbukaan bagaimana langkah penanganan yang dilakukan di China di tahap-tahap awal di kota Wuhan.

Usulan itu dia kemukakan karena pihaknya tidak yakin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan menggelar penyelidikan atas persoalan ini. Menurut Menlu Payne, penyelidikan semacam itu akan membutuhkan kerjasama internasional.

"Hal ini membutuhkan dukungan banyak pihak dan negara untuk bersama-sama mendorong transparansi dan memastikan bahwa adanya mekanisme penyelidikan yang bisa dipercaya," paparnya.

Partai Buruh Australia yang beroposisi telah menyatakan dukungannya dan mendesak pemerintah untuk secara aktif mencari dukungan dari negara-negara lain.

"Mengingat Menlu telah menyampaikan hal ini, maka kami mendukung, jangan hanya disampaikan dalam wawancara," ujar jubir oposisi Chris Bowen.

"Penyelidikan ini harus diwujudkan. Kami mendukung, dan berharap serta percaya China akan bekerjasama," katanya.

Sementara itu, Menlu Payne menolak untuk menjelaskan apakah dia mempercayai China atas penanganan pandemi COVID-19.

"Saya mempercayai China dalam hal kerjasama yang perlu kita lakukan bersama," katanya.

"Soal virus corona adalah urusan untuk diselidiki secara independen. Kita perlu melakukan hal itu. Faktanya, Australia akan tetap mendorong hal itu," tambah Menlu Payne.

Sebelumnya, Perdana Menteri Scott Morrison mengkritik WHO dan kini pihaknya mengkaji keterlibatan mereka dengan WHO.

Namun Perdana Menteri Australia, Morrison mengakui WHO telah merespons permintaan bantuan dari negara-negara Pasifik setelah akibat virus corona, selain wabah penyakit lainnya dalam beberapa tahun terakhir.

Komentar PM Morrison disampaikan menyusul ancaman Amerika Serikat menarik dana bagi WHO, setelah Presiden Donald Trump menuding organisasi itu "mempromosikan disinformasi yang dilakukan China" terkait virus tersebut.

WHO menyatakan pihaknya menyesalkan keputusan Trump dan menyerukan negara-negara lain untuk bersama-sama mengatasi pandemi.

Amerika Serikat adalah donor terbesar WHO, dengan nilai lebih dari US$400 juta pada tahun 2019, atau sekitar 15 persen dari anggaran tahunan WHO.

Jubir Kemenlu China Geng Shuang menyatakan China menolak dengan tegas usulan Australia membentuk penyelidikan global atas COVID-19. (MOFA)

China menyesalkan Australia

Menanggapi permintaan Australia, Menteri Luar Negeri China, Geng Shuang menyebut pertanyaan Australia tentang bagaimana Beijing menangani COVID-19 sama sekali tidak berdasar.

Ia menyatakan segala langkah yang dilakukan China itu terbuka dan transparan.

"Keraguan mengenai transparansi China bukan hanya tak sesuai fakta, tapi juga tidak menghargai upaya dan pengorbanan luar biasa dari rakyat China," katanya.

Menlu Shuang mendesak Australia agar bisa melihat permasalahan ini secara obyektif, ilmiah dan teliti.

"Kami mengharapkan Australia akan berbuat lebih banyak untuk memperdalam hubungan China-Australia, meningkatkan rasa saling percaya, dan membantu pencegahan dan pengendalian epidemi di kedua negara," kata Geng Shuang.

"Bukannya menari-nari mengikuti irama gendang yang ditabuh oleh negara tertentu untuk merusak situasi," katanya.

Hingga hari Senin, pihak berwenang China melaporkan adanya 82.747 kasus positif, dengan jumlah korban meninggal tetap 4.632 orang. (ABC Australia / VIVAnews)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda