Australia Alami Krisis Buruh Migran, Industri Konstruksi Terancam
Font: Ukuran: - +
Bendera Australia. Foto: Steven Paston/PA Images via Getty Images
DIALEKSIS.COM | Sydney - Australia tengah menghadapi krisis tenaga kerja yang kian mendalam, khususnya di sektor konstruksi. Kelangkaan buruh migran terampil semakin dirasakan dan dikhawatirkan mengancam upaya pemenuhan kebutuhan perumahan di seluruh negeri.
Melihat situasi yang semakin kritis, sejumlah badan konstruksi besar di Australia, termasuk Master Builders, mendesak pemerintah untuk segera memperbaiki kebijakan migrasi tenaga terampil guna mengatasi kekurangan pekerja. Mereka menilai langkah ini mendesak, sebab kekurangan tenaga kerja dapat memperburuk krisis perumahan yang saat ini melanda Australia.
Master Builders memperkirakan kebutuhan akan setengah juta pekerja tambahan di sektor konstruksi hingga tahun 2029 demi memenuhi permintaan saat ini.
Laporan BuildSkills Australia pada Maret lalu menyebutkan bahwa hingga akhir tahun 2024, dibutuhkan sekitar 90 ribu pekerja tambahan. Namun, data Biro Statistik Australia menunjukkan bahwa jumlah pekerja di sektor ini masih jauh dari mencukupi.
“Kekurangan pekerja merupakan faktor terbesar di balik melonjaknya biaya konstruksi dan minimnya pasokan rumah baru untuk menstabilkan pasar perumahan,” ujar Master Builders, seperti dikutip The Guardian pada Selasa, 5 November 2024.
Survei yang dilakukan Master Builders pada April lalu menunjukkan bahwa 85% anggotanya kesulitan menemukan pekerja dengan kualifikasi yang tepat, sementara 66% menyebutkan bahwa krisis tenaga kerja adalah tantangan terbesar yang mereka hadapi.
CEO Master Builders Australia, Denita Wawn, menegaskan bahwa solusi jangka pendek untuk krisis ini adalah melalui migrasi tenaga kerja. Menurutnya, Australia sangat membutuhkan lebih banyak pekerja terampil dari luar negeri agar proyek perumahan dan infrastruktur dapat berjalan.
“Kekurangan tenaga kerja menjadi penghambat utama bagi pembangunan 1,2 juta rumah yang dibutuhkan. Kami memerlukan migran terampil agar bisa mencapai target ini,” ujar Wawn.
Wawn juga mengungkapkan bahwa biaya konstruksi telah naik hingga 40% sejak pandemi, dan sebagian besar kenaikan ini disebabkan oleh kurangnya tenaga kerja. Ia menambahkan bahwa dalam jangka pendek, Australia tidak dapat mengandalkan tenaga kerja lokal saja untuk memenuhi kebutuhan industri konstruksi.
Untuk itu, Master Builders mengusulkan agar pemerintah memasukkan seluruh jenis pekerjaan konstruksi ke dalam daftar keterampilan inti, guna mempermudah akses tenaga kerja terampil dari luar negeri dan meredakan krisis tenaga kerja yang mengancam sektor konstruksi Australia.