kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Ancaman Energi Bawa Jerman Krisis Ekonomi Hingga Rp3007 Triliun

Ancaman Energi Bawa Jerman Krisis Ekonomi Hingga Rp3007 Triliun

Jum`at, 01 Juli 2022 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Jerman yang sangat tergantung dengan gas Rusia, mencoba mendorong ekonominya lewat ekspor serta menjaga setiap rumah tetap hangat. [Foto: Sindonews]



DIALEKSIS.COM | Frankfurt - Jerman menghadapi ancaman krisis energi. Sejak 23 Juni lalu, pemerintah telah menaikkan status energi dari darurat ke level waspada. Hal ini akibat pengurangan pasokan gas Rusia, di mana Kremlin memangkas gas yang dialirkan melalui pipa Nord Stream 1 hingga 60%.

Jerman sangat bergantung pada impor energi dari Rusia. Perusahaan energi multinasional asal Rusia, Gazprom dan Rosneft, adalah pemain kunci dalam industri energi di Eropa.

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck menyebut rendahnya pasokan energi dari Rusia dapat menyebabnya kelumpuhan industri. Ini juga membuat lonjakan angka kemiskinan menjelang musim dingin di negaranya.

"Perusahaan harus menghentikan produksi, memberhentikan pekerja mereka, rantai pasokan akan runtuh," kata Habeck kepada majalah Der Spiegel akhir pekan lalu, dikutip melalui Reuters, Jumat (1/7/2022).

Habeck mengatakan akan ada bantuan lebih lanjut bagi perusahaan dan masyarakat yang terkena dampak kekurangan gas. Tetapi ia memperingatkan tidak mungkin untuk membantu semua pihak yang terdampak.

Meskipun Jerman dan negara-negara anggota Uni Eropa lainnya telah memberlakukan embargo minyak Rusia sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina, Berlin menghindari penerapan larangan impor gas Moskow. Negeri ini masih 'meminum' gas Rusia.

Jika Rusia menghentikan total aliran gas, asosiasi industri vbw Bavaria menyatakan pertumbuhan ekonomi Jerman bisa merugi hingga 12,7% pada paruh kedua 2022. Berlin bisa merugi hingga total US$203 miliar atau setara Rp3.007 triliun. [CNBC Ind]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda