Beranda / Berita / Dunia / Aljazair Menutup Perbatasan Selatan Dengan Suriah Karena Kekhawatiran Akan Keamanan

Aljazair Menutup Perbatasan Selatan Dengan Suriah Karena Kekhawatiran Akan Keamanan

Kamis, 03 Januari 2019 18:14 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Aljazair - Pemerintah Aljazair telah melarang semua warga Suriah memasuki negara itu melalui perbatasan selatannya, beberapa jam setelah sebuah kelompok hak asasi melaporkan bahwa 50 warga Suriah dan Palestina telah dideportasi ke negara tetangga Niger pada pekan lalu. 

Hassen Kacimi, kepala kebijakan migran di kementerian dalam negeri, mengatakan bahwa orang Suriah yang mencari perlindungan dengan cara ini diduga sebagai pejuang bersenjata.

"Kami telah menjamu 50.000 warga Suriah dalam beberapa tahun terakhir karena alasan kemanusiaan," kata Kacimi kepada kantor berita Reuters, merujuk pada pengungsi dari perang saudara Suriah.

"Tapi kita tidak bisa menerima anggota kelompok bersenjata yang melarikan diri dari Suriah ketika mereka mengganggu keamanan kita."

Aljazair melewati tahun-tahun perang saudara yang menghancurkan dengan kelompok-kelompok bersenjata pada 1990-an. Sementara kekerasan sekarang sangat berkurang, tetapi serangan sporadis berlanjut di daerah-daerah terpencil.

Kacimi mengatakan sekitar 100 orang telah mencapai perbatasan selatan dengan bantuan pengawalan bersenjata lokal dalam beberapa pekan terakhir tetapi dicegat dan diusir tak lama setelah mereka menyelinap ke Aljazair.

Dia mengatakan bahwa mereka transit di Turki, Yordania, Mesir, Sudan dan Niger atau Mali dengan menggunakan paspor Sudan yang palsu.

"Ini adalah jaringan kriminal dan kita harus sangat waspada untuk tidak membiarkan mereka masuk ke Aljazair," tambahnya.

Sebelumnya pada hari Rabu, sebuah kelompok hak asasi manusia setempat mengatakan pemerintah Aljazair telah mendeportasi 50 warga Palestina dan Suriah pada 25 Desember dan 26 Desember.

Menurut La Ligue Algerienne pour la Defense des Droits de l'Homme (LADDH), mayoritas pengungsi adalah warga negara Suriah, yang dipindahkan melalui bus ke Niger.

Selatan dan tenggara Aljazair sebagian besar wilayah gurun kosong tetapi telah meningkatkan kehadiran keamanan di sana setelah tetangga Libya dan Mali utara dan Niger jatuh ke tangan berbagai faksi bersenjata.

Sejak perang saudara 1990-an, Aljazair telah menjadi sekutu penting dalam melawan kelompok-kelompok bersenjata yang aktif di wilayah Sahel kering di Afrika utara dan barat.


Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda