Abu Bakar Al-Baghdadi Dinyatakan Tewas Setelah Celana Dalamnya Dites DNA
Font: Ukuran: - +
Abu Bakar al-Baghdadi. (Foto: BBC)
DIALEKSIS.COM | Suriah - Kekuatan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi menyatakan mata-mata mereka mencuri celana dalam Abu Bakar al-Baghdadi yang kemudian dipakai bagi tes DNA dan digunakan untuk memastikan jati dirinya.
Komandan senior SDF Polat Can mengatakan sumbernya juga memainkan peran penting dalam menemukan lokasi pimpinan kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) sebelum dilakukannya operasi pasukan khusus AS di Suriah. Baghdadi bunuh diri pada penggerebekan tersebut.
Presiden AS Donald Trump mengecilkan peran pasukan Kurdi. Ketika mengumumkan serangan tanggal 27 Oktober, Trump mengatakan Kurdi memberikan informasi "yang membantu" tetapi menambahkan mereka "sama sekali tidak melakukan peran militer."
Can menegaskan, lewat serangkaian cuitan di Twitter pada hari Senin, bahwa SDF berperan penting dalam serangan tersebut.
"Semua intelijen dan akses ke al-Baghdadi disamping identifikasi tempatnya adalah hasil pekerjaan kami. Sumber intelijen kami terlibat dalam pengiriman koordinat, mengarahkan penurunan satuan dari udara, terlibat bagi keberhasilan operasi sampai saat-saat terakhir," katanya dikutip dari VIVAnews.
Can menambahkan SDF bekerja sama dengan CIA untuk melacak Baghdadi sejak tanggal 15 Mei, dan menemukan dia bersembunyu di provinsi Idlib, dimana operasi dilakukan.
Sumber tersebut, kata Can, menemukan pemimpin ISIS itu akan pindah ke tempat baru di Jarablus.
SDF adalah sekutu penting AS dalam perang melawan ISIS, tetapi permulaan bulan ini Trump menarik pasukan AS dari Suriah bagian utara.
Para pengamat mengatakan penarikan AS memberikan lampu hijau kepada Turki untuk memulai serangan lintas batas di kawasan.
Beberapa sekutu AS atau kekuatan di kawasan sebelumnya diberitahu tentang operasi itu, termasuk Turki, Irak, pasukan Kurdi di Suriah timur laut dan Rusia yang menguasai wilayah udara Idlib.
Ketika pasukan tiba mereka menghadapi serangkaian tembakan dari darat, kata sejumlah laporan.
Saat mendarat, pasukan AS memerintahkan Baghdadi, yang melarikan diri ke terowongan, untuk keluar dan menyerahkan diri.
Tembakan pasukan tersebut melubangi dinding untuk menghindari jebakan di pintu. Baghdadi yang bergerak mundur kemudian meledakkan rompi bunuh diri dan yang juga menewaskan ketiga anaknya di terowongan.
Trump mengatakan hasil tes pada sisa tubuhnya "memberikan identifikasi yang pasti, segera dan sangat positif," bahwa itu memang Baghdadi.
Tes dilakukan di tempat kejadian oleh teknisi yang mendampingi satuan pasukan khusus yang telah memiliki sampel DNA Baghdadi, kata sejumlah laporan.
Mereka menggabungkan teknologi identifikasi wajah dan pembaca DNA lebih kecil yang pasukan dapat gunakan di dalam helikopter mereka untuk mendapatkan hasil, lapor the Daily Beast.
Para teknisi juga membawa "bagian tubuh dalam jumlah yang cukup" dengan mereka ke helikopter.
Pada hari Senin (28/10/2019), Kepala Staf Umum AS, Jenderal Mike Milley mengatakan pejabat AS telah membuang sisa-sisa tubuh Baghdadi.
Dia mengatakan pemakaman sekarang "telah rampung dan ditangani dengan sepatutnya" tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Baghdadi disolatkan sesuai agama Islam dan dilarungkan di laut.
Proses yang sama dilakukan setelah pembunuhan pendiri al-Qaeda Osama bin Laden di Pakistan pada tahun 2011.(VV)