kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / 66 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia Sri lanka

66 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia Sri lanka

Kamis, 25 Januari 2018 23:52 WIB

Font: Ukuran: - +



Foto Kris - Biro Pers Setpres


DIALEKSIS.COM | Colombo - Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Sri Lanka merupakan kunjungan yang sangat bersejarah. Karena kunjungan ini pertama kali setelah 39 tahun lalu dan juga tahun ini Indonesia dan Sri Lanka memperingati 66 tahun hubungan diplomatik.

"Kunjungan Presiden Indonesia yang pertama setelah 39 tahun dan tahun ini juga kita memperingati 66 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Sri Lanka," ucap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kepada wartawan di Colombo, Sri Lanka, Rabu malam 24 Januari 2018.

Retno juga menyampaikan baru saja Presiden Jokowi selesai bertemu dengan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena di Presidential Secretariat. Pertemuan itu diselenggarakan dalam bentuk empat mata.

"Pak Presiden barusan telah menyelesaikan pertemuan dengan Presiden Sri Lanka, baik pertemuan dalam bentuk 4 mata atau tete a tete dan pertemuan pleno yang juga dihadiri oleh PM Sri Lanka dan para anggota kabinet dari Sri Lanka," ungkap Retno.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden menyampaikan beberapa usulan seperti kerja sama di bidang perkeretaapian dimana PT INKA telah melakukan beberapa kali pertemuan teknis dengan mitranya di Sri Lanka.

"Mudah-mudahan dengan kunjungan Presiden ini akan ada tindak lanjut yang konkret, yaitu ekspor dari gerbong, baik gerbong penumpang maupun gerbong barang dari PT. INKA," tutur Retno.

Selain itu, Presiden juga menyampaikan ketertarikan Indonesia untuk turut berpartisipasi di dalam pembangunan infrastruktur di Sri Lanka yang tengah dilakukan secara besar-besaran.

"BUMN Indonesia sudah melakukan kontak dengan beberapa mitranya di sini dan menunjukkan ketertarikannya. Oleh karena itu Presiden mendorong agar BUMN Indonesia juga diberikan peran berpartisipasi di dalam pembangunan infrastruktur di Sri Lanka," kata Retno.

Dengan terjalinnya kerja sama yang semakin banyak, diperlukan adanya wadah konsultasi yang sifatnya reguler. "Kedua kepala negara juga sepakat akan dibentuk Joint Consultant Meeting secara reguler yang akan diketuai menteri luar negeri kedua negara," ujar Retno.

Sementara itu, Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena mengharapkan agar jumlah siswa Lemhannas dari Sri Lanka dapat ditingkatkan serta peningkatan capacity building di bidang pendidikan dan pariwisata, yakni pemberdayaan guru dan pemandu wisata. "Presiden juga merespons secara positif permintaan-permintaan tersebut," ucap Retno.

Setelah pertemuan, kedua presiden juga menyaksikan penandatanganan tiga kerja sama yaitu penandatanganan MoU Kerja Sama SAR untuk meningkatkan kemampuan aeronautical dan maritime Search and Rescue (SAR); MoU Kerja Sama Pendidikan Tinggi dan mendorong realisasi konkret kerja sama ini melalui Pengembangan kapasitas bagi pengajar dan mahasiswa; Pembentukan jejaring kerja sama riset antar universitas dan pusat penelitian; dan penandatanganan MoU Kerja Sama Pemberantasan Pengedaran Narkoba dan Psikotropika dengan fokus pada Penegakan hukum dan Pembangunan kapasitas.

Di sela-sela kunjungan, juga dilakukan pertemuan bisnis antara Indonesia dan Sri Lanka. Telah pula ditandatangani MOU Kerjasama antara Kamar Dagang dan Industri kedua negara.

Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral tersebut, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Duta Besar Indonesia untuk Sri Lanka I Gusti Ngurah Ardiyasa, Kepala BNN Komjen Budi Waseso dan Kepala BNPP (Basarnas) Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi.(j)

Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda