200 Warga Sipil Tewas di Ethiopia Barat
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Ethiopia - Setidaknya 200 warga sipil diyakini telah tewas di wilayah Oromia Ethiopia oleh kelompok pemberontak Tentara Pembebasan Oromo (OLA) pada hari Sabtu, menurut laporan, sebuah kelompok hak asasi manusia dan pejabat lokal. Sebagian besar korban berasal dari kelompok etnis Amhara, kata seorang petugas polisi.
Serangan di Kota Gimbi terkait dengan pertempuran antara pasukan pemerintah dan OLA, menurut sebuah pernyataan dari Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia (EHRC).
"Serangan itu telah menyebabkan banyak orang terluka, desa-desa hancur, dan seluruh komunitas trauma," tambah pernyataan itu.
OLA yang tahun lalu bersekutu dengan pasukan pemberontak Tigrayan melawan pemerintah federal Ethiopia dalam konflik yang berkepanjangan di negara itu telah membantah semua tuduhan itu.
Juru bicara OLA Odaa Tarbii mengatakan hari Minggu bahwa rezim Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed sekali lagi menyalahkan OLA atas kekejaman yang dilakukan oleh para pejuangnya sendiri yang mundur.
Kelompok pemberontak telah ditetapkan sebagai organisasi teror oleh pemerintah Ethiopia, dan sering dituduh menyerang warga sipil dan menargetkan etnis Amhara.
Insiden ini adalah salah satu kekejaman terburuk yang melanda negara itu sejak pertempuran pecah di wilayah Tigray utara Ethiopia pada 2020, ketika pemerintah Abiy dan sekutunya dari wilayah tetangga Amhara berusaha menekan pemberontakan oleh Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).
TPLF mendominasi pemerintah Ethiopia sebelum Abiy naik ke tampuk kekuasaan pada 2018.
Kepala EHRC, Daniel Bekele, mendesak pihak berwenang untuk memastikan langkah-langkah yang diperlukan untuk perlindungan warga sipil, dan menemukan solusi abadi untuk masalah ini, dalam sebuah pernyataan dari komisi pada hari Minggu.
Ethiopia adalah bangsa yang beragam secara etnis dan agama dengan sekitar 110 juta orang yang berbicara dalam berbagai bahasa. Dua kelompok etnis terbesarnya, Oromo dan Amhara, membentuk lebih dari 60% populasi. Tigrayans, yang terbesar ketiga, sekitar 7%. [CNN]