DIALEKSIS.COM | Harrisburg - Usai penandatanganan MoU antara Pemkab Nagan Raya dan IMAAM (Indonesian Muslim Association in America) di Silver Spring, Bupati Dr. Teuku Raja Keumangan (TRK) langsung melanjutkan kunjungan ke komunitas Aceh di Harrisburg, Pennsylvania yang akrab disebut “Kampung Aceh”.
Pertanyaan pertama yang muncul mengapa ada ‘kampung Aceh’ di Harrisburg? Di sanalah Bupati TRK bertemu Teuku Malik, pengusaha Aceh sukses di AS, yang mengabarkan kabar menggembirakan, dirinya akan dijamu secara peusijuek oleh warga setempat tradisi Aceh penuh makna dari tanah kelahiran
Siang harinya, TRK disambut bak keluarga oleh warga Aceh setempat. Lelucon dan canda tawa menghiasi pertemuan, memperkuat ikatan emosional sesama perantau. Nuansa kekeluargaan begitu terasa sebelum acara peusijuek dimulai.
Hanafiah Usman, yang telah menetap sejak 2002, menceritakan kondisi warga Aceh di Harrisburg. Ia mengatakan, "kehidupan orang Aceh di Harrisburg sudah ada yang mendapatkan residen dan kartu hijau.”
Sementara Hafifuddin “Hafis” Muhammad Jam, telah tinggal selama 30 tahun, menyebut komunitas Aceh di AS selalu saling menjaga adat, budaya, dan saling bergotong royong hingga terasa seperti “kampung halaman”.
Peusijuek adalah ritual khas Aceh berupa doa keselamatan yang biasanya disertai taburan tepung dan beras untuk memohon berkah dan persatuan sosial . Para peserta saling memberi dukungan, menjaga adat, dan mempertahankan identitas Aceh meski jauh dari tanah air.
“Ibaratnya, jika ada satu di antara kita sakit, maka semua ikut terasa,” ujar Hafis, menggambarkan solidaritas komunitas.
Menurutnya, perpindahan komunitas Aceh dari New York ke Harrisburg bukan kebetulan melainkan pilihan karena faktor kenyamanan dan keamanan hidup. Saat ini, terdapat sekitar 20 kepala keluarga (KK) Aceh di daerah ini yang hidup tenang dengan dukungan pelayanan publik seperti pendidikan dan kesehatan.
Acara puncak peusijuek diwarnai doa dan simbol-simbol adat oleh tokoh Aceh setempat seperti Hanafiah, Teuku Asril, Teuku Malik, dan Hafifuddin Jam. Saat itu juga, Teuku Malik serta mendapat penghormatan melalui ritual simbolis dari TRK, saudara sepupuh kandung dari Nagan Raya.
“Terima kasih telah menyusun acara syukuran peusijuek untuk saya saat datang ke sini,” katanya.
Acara dilanjutkan dengan doa bersama, berbagi cerita, dan santap kuliner Aceh yang akrab. Kekompakan dan semangat persaudaraan semakin menguat, membuktikan bahwa komunitas Aceh di Harrisburg bukan hanya soal jarak, tetapi tentang hati yang selalu mendekatkan.
Kunjungan Bupati TRK ke “Kampung Aceh” Harrisburg bukan sekadar agenda seremonial. Ia membuka mata terhadap kekayaan budaya dan persatuan diaspora Aceh, bahkan jauh dari tanah kelahiran.
"Ritual peusijuek diutamakan bukan hanya sebagai adat, tapi juga simbol persaudaraan yang hidup bukan semata nostalgia, melainkan jalinan kekuatan sosial yang mengakar. Jika momentum ini dipelihara, sinergi diaspora dan daerah bakal memberi manfaat nyata bagi Nagan Raya, baik dari aspek spiritual, budaya, maupun pembangunan," tutup Usman Hanafiah kepada Dialeksis. [arn]