Beranda / Liputan Khusus / Dialetika / Menggagas Bakat dalam Dunia Digital

Menggagas Bakat dalam Dunia Digital

Senin, 24 Desember 2018 11:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Peningkatan kapasitas tim JSI dan portal Dialeksis.com dengan tema "Menggagas bakat dalam dunia digital", Jumat-Sabtu (21/12-22/12) di Gampong Lamdingin, Banda Aceh. 

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Dr. Hendra Syahputra, MM menjadi pemateri sekaligus trainer khusus bertemakan "Menggagas Bakat Dalam Dunia Digital" yang diselenggarakan Jaringan Survei Inisiatif (JSI) Aceh bekerja sama dengan Portal Dialeksis.com di Kantor JSI Aceh yang beralamat di Jalan Tgk. Di Haji, Gampong Lamdingin, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh dimulai sejak 21 hingga 22 Desember 2018.

Acara tersebut dilaksanakan untuk melihat perkembangan dan masuknya Era "Revolusi Industri 4.0" di Aceh. Hendra dalam paparannya mengatakan informasi-informasi digital sangat dibutuhkan setiap hari oleh berbagai kalangan. Mengakses informasi digital bahkan sekarang bisa lebih banyak dari pada membaca media, misalnya media cetak.

Mengutip hasil survey Teknopreneur pada tahun 2017 yang dipaparkannya, komposisi pengguna internet berdasarkan usia terdiri dari usia 13-18 tahun (16,68%), 19-34 tahun (49,54%), 35-54 tahun (29,55%), dan terakhir di usia 54 tahun (4,24%).

"Nah, kenapa saya bilang sekarang Indonesia memasuki revolusi industri 4.0 dan kemampuan teknologi informasi itu menjadi salah satu modal utama, jadi memang semua pekerja media tidak hanya sekedar bisa menulis tapi juga memahami informasi yang dituliskan itu dengan sebenar-benarnya," ungkapnya kepada wartawan di kantor Portal Dialeksis.com, Jum’at (21/12) sore.

Kemudian perkembangan digital yang sangat cepat dari JSI juga dapat membantu kehumasan dalam mengembangkan sisi jurnalisnya. Idealnya materi yang diberikan dapat membentuk sinergitas antar JSI dan Portal Dialeksis.com untuk terus berkembang serta akurat dalam menyampaikan berbagai informasi kepada publik baik itu melalui JSI dan pemberitaan.

"Artinya arus informasi itu kan menjadi sesuatu yang sangat mustahil untuk tidak bisa diakses orang setiap hari, gitu," ujarnya.

Pembentukan bakat dan karakter dengan tema "Menggagas Bakat Dalam Dunia Digital" yang disampaikan Hendra bertujuan untuk mensinergikan pekerja di JSI dan Dialeksis.com dalam mengembangkan bakat yang dimiliki oleh setiap mereka.

Dia juga memberikan test kepada peserta yang hadir dengan mengirimkan link https://temabakat.com/id/index.php/main/disp/test untuk diisi dan kemudian dikemukakan hasil dari setiap jawaban peserta. Dikatakan, test ini sangat penting diisi oleh peserta untuk mengetahui bakat dan karakter mereka sesuai dengan keinginan masing-masing.

Dari hasil test yang dilakukan tersebut, muncul beragam gambaran karakter dan bakat, umumnya mereka memiliki bakat dan karakter yang sesuai dengan apa yang sedang mereka lakoni sebagai pekerja media. Hanya saja ada beberapa skill yang harus lebih dipertajam lagi dengan menerapkan metode-metode yang sesuai dengan pola keseharian mereka.

Hendra menilai JSI memberikan pengaruh yang cukup positif serta menampilkan informasi yang sangat baik. Riset-riset atau analisa dari JSI terkait kebutuhan ekonomi, politik, dan keamanan dirasa cukup informatif. Ia juga menyinggung pengakses yang tidak hanya dari Aceh saja, namun juga hingga ke pulau Jawa seperti Bandung dan Jakarta. Jangkauannya yang luas itu diharapkan dapat membuka ruang dan orang yang membaca semakin meningkat.

Peluang itu sambungnya lagi, dapat dijadikan sebagai kesempatan bagi JSI untuk dapat menjadi sarana informasi bagi pendatang yang akan menuju Aceh untuk memulai bisnisnya. Bukan tidak mungkin, hal itu dikatakan berdasarkan pantauannya selama ini terhadap perkembangan JSI di Aceh.

"Saya lihat, beberapa laporan kayak gitu, atau beberapa informasi yang saya dapat justru ada berbagai pihak dari luar ingin buka bisnis di Aceh," ungkap Hendra.

Menurutnya, posisi ini dapat dipertahankan. JSI bahkan mampu untuk dikembangankan lebih jauh pengaruhnya dalam hal penyampaian data dan informasi terkait dengan kebutuhan politik, keamanan, dan juga ekonomi yang terjadi di Aceh.

Dikatakan pula, portal Dialeksis juga memiliki pengaruh yang cukup luas dalam menyiarkan beragam informasi terkait Aceh bahkan Nasional dengan berita analisa, riset dan indepth reporting yang dimiliki media ini. Hasil riset yang dilakukan JSI kemudian juga disebarluaskan oleh Dialeksis kepada pembaca sehingga dikatakan sesuatu yang ada di kedua lembaga ini menjadi unik dan menarik.

Penyajian berita yang edukatif, akurat, cepat, dan tajam dapat dijadikan sebagai peluang bagi Dialeksis untuk menjadi barometer bagi media lain. Karena kebutuhan informasi bagi masyarakat sangatlah penting. Diharapkan kedua lembaga ini dapat mengambil peluang-peluang itu menjadi pengembangan bagi kemajuan informasi yang sudah memasuki era "Resolusi Industri 4.0 tersebut.

"Tapi belakangan saya lihat posisi JSI dan Dialeksis cukup bagus dan kedepan dipertahankan, malah harus lebih baik lagi," pintanya

Fitur-fitur yang dibutuhkan masyarakat apalagi terkait "Revolusi Industri 4.0" harus mampu digaet Dialeksis sebagai penyajian informasi yang mudah untuk diakses masyarakat luas.

"Terkait sekarang sudah masuk revolusi industri 4.0, jadi kita harus menjawab semua keinginan masyarakat disitu, teknologi informasi sangat berperan terutama konten-konten yang menarik," harapnya lagi.

Aryos Nivada pada kesempatan itu juga memberikan pendapatnya tentang pentingnya memahami dan menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 seiring perkembangan dunia digital dan teknologi. Dialeksis dikatakannya harus mampu menjadi partner bagi portal media online lainnya untuk kesinambungan informasi.

Dikatakan, dirinya juga berinisiatif untuk menggagas tabloid cetak menjadi tabloid online. Menurutnya perkembangan itu dilakukan agar media online yang berbasis data dan informasi dapat menyalurkan informasi yang akurat, tajam, dan strategis serta memiliki skill pengoperasian website yang profesional.

"Kita akan coba kembangkan Portal Dialeksis menjadi media yang unik dengan tetap mengedepankan informasi akurat, seperti Dialog, Analisis, Indepth dan lainnya menjadi informasi yang mudah diakses dan dipahami khalayak," kata Aryos pada sesi diskusi acara itu, Jum’at (22/12) di Kantor Portal Dialeksis, Lamdingin, Banda Aceh.

Revolusi Industri 4.0 ini sangat mempengaruhi bakat dan tingkatan seseorang dalam melakukan pekerjaannya sebagai pekerja media digital. Mengutip Wikipedia, Ada empat prinsip rancangan dalam Industri 4.0. Prinsip-prinsip ini membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengimplementasikan skenario-skenario Industri 4.0.

Pertama Interoperabilitas (kesesuaian): Kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan manusia untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan satu sama lain lewat Internet untuk segala (IoT) atau Internet untuk khalayak (IoP). IoT akan mengotomatisasikan proses ini secara besar-besaran.

Kedua Transparansi informasi: Kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan dunia fisik secara virtual dengan memperkaya model pabrik digital dengan data sensor. Prinsip ini membutuhkan pengumpulan data sensor mentah agar menghasilkan informasi konteks bernilai tinggi.

Ketiga Bantuan teknis: Pertama, kemampuan sistem bantuan untuk membantu manusia dengan mengumpulkan dan membuat visualisasi informasi secara menyeluruh agar bisa membuat keputusan bijak dan menyelesaikan masalah genting yang mendadak. Kedua, kemampuan sistem siber-fisik untuk membantu manusia secara fisik dengan melakukan serangkaian tugas yang tidak menyenangkan, terlalu berat, atau tidak aman bagi manusia.

Keempat dan yang terakhir adalah Keputusan mandiri: Kemampuan sistem siber-fisik untuk membuat keputusan sendiri dan melakukan tugas semandiri mungkin. Bila terjadi pengecualian, gangguan, atau ada tujuan yang berseberangan, tugas didelegasikan ke atasan.

Acara tersebut diikuti oleh 10 peserta yang juga bagian dari Jaringan Survei Inisiatif dan Portal Dialeksis.com. (saf)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda