kip lhok
Beranda / Liputan Khusus / Dialetika / Inovasi Dalam Gerobak Kopi

Inovasi Dalam Gerobak Kopi

Kamis, 11 Juli 2019 04:52 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Takengon - Banyak cara untuk mendekatkan masyarakat dengan kopi. Salah satunya adalah membuat inovasi, agar kopi bisa dinikmati dengan murah dan mudah. Inilah yang dilakukan oleh Zam Zam (39), seorang pengusaha muda asal Takengon.

Dalam bincang-bincangnya dengan Dialeksis.com, Selasa (10/7), ia mengatakan untuk merebut pasar, tidak boleh biasa-biasa saja dalam berbisnis. Zam-Zam yang sangat konsen dengan masa depan kopi Gayo, menegaskan, kondisi pasar akan berimbas pada peningkatan ekonomi.

Sampai saat ini bersama Zam-Zam Excellent Group, ia sedang melakukan pengembangan usaha skala kecil melalui pengadaan 1000 gerobak kopi. Melalui pola ini pula, Zamzam menggandeng lembaga keuangan untuk mendanai para produsen dalam pengembangan usahanya.

"Kita merancang pengembangan franchise kopi agar bisa menjadi strategi untuk mengurangi ekspor, disisi lain konsumsi dalam negeri kita tingkatkan. Kopi specialty harus bisa kita sajikan kepada rakyat Indonesia. Karena hingga saat ini kita tahu masih banyak masyarakat ngopinya masih sachet-an," ujar Zam Zam.

Kata Zam Zam, kopi yang dikonsumsi masyarakat Indonesia, kopi yang belum premium. Konsep usaha kopi premium dengan harga merakyat inilah sudah dijalankan pihaknya, salah satunya melalui gerobak kopi.

"Dalam berbisnis kopi kita dituntut harus memiliki kemampuan mendeteksi kecenderungan perubahan lingkungan dan mampu mengambil keputusan dengan cepat. Selain itu, menggerakan bisnis dituntut untuk tidak sekedar hidup, tetapi harus berani maju dan mampu bersaing. Berbagai tekanan idealnya menuntut kita harus lebih proaktif dan selalu memikirkan cara beradaptasi dan mengatasi lingkungan yang selalu berubah dan bukan menyerah," imbuhnya.

Ia juga menambahkan, kopi asal Tanah Gayo sebagai komoditas strategis nasional sudah sepantasnya mendapatkan kebijakan strategis dari pemerintah untuk memperkuat diplomasi kopi sebagai instrumen peningkatan devisa negara.

Kopi Arabika asal Gayo yang memiliki kontribusi besar untuk dunia sudah sepantasnya di Aceh Tengah berdiri pusat penelitian dan pengembangan kopi dalam bentuk akademi atau Institut Kopi. "Dengan kopi kita bisa harumkan nama Aceh,"tegas Zam Zam.

Seperti diketahui, bisnis kopi di Aceh Tengah dan Bener Meriah memunculkan berbagai fenomena menarik yang menyertai pertumbuhan bisnis tersebut. Salah satu fenomena yang paling signifikan dalam beberapa dekade terakhir adalah pertumbuhan industri prosesing kopi secara global di daerah berudara dingin tersebut.

Industri prosesing kopi ini terus berkembang dari tahun ke tahun. Adanya pertambahan surplus pendapatan yang dihasilkan masing-masing perusahaan prosesing, membuat peluang mereka untuk memanfaatkan potensi tersebut menjadi semakin besar pula. (Hendra Syah)


Keyword:


Editor :
Bahtiar Gayo

riset-JSI
Komentar Anda