Beranda / Liputan Khusus / Dialetika / Dari Akreditasi A ke Kelas International

Dari Akreditasi A ke Kelas International

Senin, 12 November 2018 15:08 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | BANDA ACEH -  Tepat pada tanggal  2 September 1982, Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala lahir melalui Keputusan Presiden RI No. 16 tahun 1982 tentang susunan organisasi Universitas Syiah Kuala yang diantaranya menyatakan bahwa Universitas Syiah Kuala terdiri dari antara lain Fakultas Kedokteran.

Fakultas Kedokteran Unsyiah lahir setelah melewati proses begitu panjang. Gagasan pendirian fakultas ini awalnya dicetuskan Drs. Marzuki Nyak Man sebagai Ketua Presidium Universitas Syiah Kuala pada tanggal 10 November 1964.  Kalau ini terbentuk panitia yang diketuai T. Oesman Jacob (Walikota Banda Aceh) dan H. Zaini Bakri (Bupati Aceh Besar).

Namun panitia ini belum mampu merealisasikan lahirnya Fakultas Kedokteran di Universitas Syiah Kuala karena banyak persyaratan yang belum dapat dipenuhi, di antaranya Rumah Sakit Umum Banda Aceh belum punya kemampuan untuk dapat mendidik calon dokter, dan dana dan berbagai fasilitas prasarana dan sarana lainnya masih mempunyai kendala yang sangat besar, di pihak lain Universitas Syiah Kuala masih berusia relatif muda.

Gagasan itu kemudian diperkuat dengan  adanya permintaan  tokoh masyarakat, pemerintah daerah, DPRD dan majelis ulama Aceh kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Daoed Joesoef  agar bersedia memberikan fasilitas dan prioritas untuk adanya fakultas kedokteran di Aceh (dulu disebut Daerah Istimewa Aceh). Permintaan tersebut disampaikan saat  Dr. Daoed Joesoef  berkunjung ke Aceh  pada 11 Juni 1979. Kala itu Mendikbud berkenan serta menyetujui permintaan itu.

Kemudian pada tanggal 23 Juni 1979, Gubernur Daerah Istimewa Aceh waktu itu, Prof. A. Madjid Ibrahim membentuk Badan Persiapan Pendirian Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh. Dewan Penasehat adalah gubernur dan muspida lainnya, sebagai ketua ditunjuk Muhammad Hasan Basri (Sekwilda Daerah Istimewa Aceh), Wakil Ketua I Prof. DR. Ibrahim Hasan (Rektor Universitas Syiah Kuala) dan Wakil Ketua II Dr. Yulidin Away, sekretaris Dr. Nek Muhammad (Direktur RSU Banda Aceh), Bendahara Dr. Kamaruzzaman. Sebagai Pembantu Umum merangkap anggota yaitu Drs. Karimuddin Hasybullah, Dr. Ridhwan Ibrahim, Sp. B dan Dr. T. Makmur Mohd. Zein, SKM.

Hasil kerja badan ini dituangkan dalam Buku Laporan Tentang Persiapan Pendirian/Pembukaan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh tahun 1979 yang kemudian diserahkan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta pada awal Agustus 1979.

Proses pembentukan terus berlanjut hingga pada  tanggal 2 September 1980 di gedung DPRD Provinsi Daerah Istimewa Aceh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Daoed Joesoef menandatangani Piagam Peresmian Pendirian Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. Pada saat yang sama Badan Persiapan Pembukaan Fakultas Kedokteran Banda Aceh menyerahkan Fakultas Kedokteran kepada Universitas Syiah Kuala. Rektor Universitas Syiah Kuala kemudian membentuk Panitia Persiapan Pembukaan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala melalui pada tanggal 19 Februari 1981.

Setelah resmi berdiri, Fakultas Kedokteran  Unsyiah terus berbenah, awalnya menempati Gedung Akademi Pemerintahan Dalam Negeri di Jalan T. Nyak Arief, kemudian pada tahun 1986 pindah ke gedung Biro Rektor Unsyiah yang berada di Jalan Tgk Chik Pante Kulu. Sejak tahun 1988 FK Unsyiah telah memiliki bangunan sendiri seluas 4389 m2 yang terletak di jalan Tgk Syech Abdul Rauf Darussalam-Banda Aceh, yang dibangun diatas areal seluas 61.650 m2. Sementara itu gedung kuliah yang lain berada di Kompleks Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang memiliki luas sekitar 725 m2.

Selama perkembangannya, FK Unsyiah memiliki beberapa Program Studi meliputi Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD), Program Studi Profesi Dokter, Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK), Program Studi Ilmu Kedokteran Gigi (PSKG) dan Psikologi.

Pada Januari 2003 Fakultas Kedokteran mulai merintis pembukaan Program Pendidikan Dokter Spesialis-I (PPDS-I) pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. Beberapa bidang ilmu tersebut adalah Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Penyakit Saraf, Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Ilmu Bedah, Ilmu Bedah Ortopedi dan Anestesiologi dengan pembina FK USU, FK UI dan FK Unhas.

Dua tahun kemudian tepatnya pada September 2005 Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala memperoleh Akreditasi B  berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 016/BAN-PT/AK-IX/S1/IX/2005, tentang hasil dan peringkat akreditasi program studi untuk program sarjana (S1).

Pada tahun 2013  Program Studi Ilmu Keperawatan berubah menjadi Fakultas Keperawatan berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 2649/E. E2. 2/KL/2013. Ditahun yang sama,  Program Studi Kedokteran Gigi (PSKG) yang dilahirkan FK Unsyiah tahun 2006 juga berubah menjadi Fakultas Kedokteran Gigi  melalui Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor1272/E.E1./KL/2013.

Pada tahun 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis THT-KL, Program Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Respirasi, Program Pendidikan Dokter Spesialis Neurologi dan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak. di tahun itu pula Unsyiah mendapat predikat akreditasi A

Pada tahun 2017 Fakultas Kedokteran Univesitas Syiah Kuala membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif, Program Pendidikan Dokter Spesialis Kardiologi. Dan pada tahun 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala berencana akan membuka Program Magister (S2) Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kesehatan Komunitas, Program Magister (S2) Tropikal Medicine, Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Mata, Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Plastik.


Dekan Fakultas Kedokteran Unsyiah, Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, SpPD-KGH, FINASIM mengatakan pembenahan ke arah yang lebih baik terus dilakukan, saat ini  publikasi internasional dari staf cukup banyak, lalu kelulusan mahasiswa IPD diatas 80 persen, bahkan prestasi para mahasiswa di tingkat internasional juga cukup membanggakan.

Dekan Fakultas Kedokteran Unsyiah, Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, SpPD-KGH,Dekan Fakultas Kedokteran Unsyiah, Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, SpPD-KGH,

"Saat ini kita juga sedang melakukan persiapan untuk membuka kelas internasional dan kita targetkan akan tahun 2019 mendatang sudah berjalan," kata Prof. Dr. dr. Maimun kepada Dialeksis.com


Dia menambahkan, Kemitraan dengan Rumah Sakit juga terus dibangun, diantaranya dengan Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) dan sejumlah rumah sakit lainnya baik di daerah maupun nasional.


Sementara itu, Rektor Unsyiah Prof.Dr.Ir. Samsul Rizal M.Eng mengatakan FK Unsyiah juga kana membuka Prodi Pendidikan Dokters Spesialis yang dibutuhkan masyarakat Aceh.


"Alhamdulillah sekarang sudah ada sembilan prodi PPDS dan tahun 2019 kita targetkan 3 prodi dan 2020 ada 4 prodi lagi. Dan kita harapkan nanti Unsyiah akan ada RS pendidikan berkualitas terbaik dan dosen terbaik sehingga akan menghasilkan lulusan terbaik yang akan mengabdi bagi daerah, negara dan Agama," kata Prof Samsul


Perkembangan pesat Fakultas Kedoteran Unsyiah juga disyukuri dengan banga oelh alumninya, salah satu adalah Ahmad Haeqal Asri.

"Kita sudah banyak prof, fasilitas kita lebih, proses pembelajaran sistem blok ini yang pertama kali dimulai di 2006, dan Alhamdulillah sukss, sebagai mantan mahasiswa kita menjadi mudah mengerti pembelajaran berdasarkan kasus, sehingga mudah dimengerti dan mahasiswa berhasil menyelesaikan tugas study tepat waktu," katanya.

Kata Ahmad Haeqal, hasil dari penerapan sistem pembelajaran salah satu banyak mahasiswa FK Unsyiah lulus Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI).

"Kalau sekarang alhamdulillah ya gak ada kaitan dengan  gak cocok dosen atau gak cocok dosen B. Alhamdulillah semua dosen pun profesional tdak ada yang menghambat yang ada mendukung agar mahasiswa cepat-cepat  bisa jadi dokter, karena kebutuhan dokter di Aceh sangat banyak," katanya.

Perkembangan FK Unsyiah juga diapresiasi Direktur RSUDZA, Azharuddin , menurutnya Fk Unsyiah dengan Aktreditasi A sesuatu yang pantas disandangnya, track kesana sudah dilakukan bersama baik oleh Dekan FK beserta seluruh jajarannya, maupun Rektor yang memberi dukungan penuh.

"Saat ini FK Unsyiah sudah melahirkan lebih dari 3000 dokter yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat IniFK Unsyiah sudah mempunyai 9 program studi dokter spesialis (pods1), Bedah, kebidanan, penyakit dalam, Anak, Neurologi, paru-paru, jantung, anestesi, THT, separuh diantaranya sudah mendapat akreditasi A pula, seperti Bedah, kebidanan, penyakit dalam, dan sisanya akreditasi B. Ilmu penyakit dalam malah sudah membuka ppds-Sp2, yaitu bisa mendidik ahli penyakit dalam menjadi konsultan (K). Tidak banyak FK di Indonesia yang bisa dan mampu membuka SP2. Bravo FK unsyiah kami bangga padamu.bangga pada capaianmu," katanya. (*)

Keyword:


Editor :
AMPONDEK

riset-JSI
Komentar Anda