Pesta Kurban di Berbagai Agama
Font: Ukuran: - +
Ilustrasi Hewan Qurban. Foto: nyaringindonesia.com
DIALEKSIS.COM | Nasional - Perayaan Idul Adha yang jatuh pada Senin (17/6) mengingatkan umat Islam di seluruh dunia pada kisah ketaatan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya, Ismail.
Dalam upacara puncak Idul Adha, umat Islam mengorbankan hewan ternak seperti domba, kambing, atau sapi jika mampu secara finansial. Tradisi serupa juga ditemukan dalam agama-agama besar lainnya meskipun dengan makna dan praktik yang berbeda.
Dalam agama Yahudi, Rabbi Gary Somers dari Leo Baeck College, Inggris, mengungkapkan bahwa kitab suci mereka menetapkan kurban hewan dengan waktu dan tempat tertentu.
"Namun sekarang kami tidak melakukan kurban karena tempat ritualnya sudah tidak ada lagi. Kami mengenangnya lewat doa," ujarnya.
Sementara itu, Rabbi Bradley Shavit Artson dari Universitas Yahudi Amerika mengatakan praktik kurban hewan dalam Yudaisme tak lagi diizinkan sejak penghancuran Bait Suci Kedua di Yerusalem oleh Romawi. Sebagian kelompok seperti orang Samaria masih menyembelih hewan saat Paskah.
Dalam Kekristenan, mengutip pendeta Gereja Katolik Kafrul di Dhaka, Dr. Proshanto T. Rebeiro, ketentuan kurban hewan tertera dalam Perjanjian Lama Alkitab. Praktik itu tak lagi dilakukan karena kematian Yesus dipandang sebagai pengorbanan tertinggi. Meski begitu, tradisi mengonsumsi daging domba di perayaan Paskah Kristen masih berlanjut.
Sementara di agama Hindu, terdapat perdebatan terkait pengorbanan hewan. Dr. Kushal Baran Chakraborty dari Universitas Chittagong menyebut kitab-kitab kuno Hindu merujuk pada praktik tersebut.
Namun di era modern, Dr. Rohini Dharmapal tak melihat pengorbanan hewan tersebar luas di India. Sri Lanka bahkan telah melarang praktik itu bagi umat Hindu, sementara di Nepal sebagian orang secara sukarela berhenti berkurban saat festival keagamaan.