Beranda / Data / Menguak Misteri Hajar Aswad, Batu Hitam dari Angkasa

Menguak Misteri Hajar Aswad, Batu Hitam dari Angkasa

Selasa, 18 Juni 2024 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepingan warna hitam di benda berbentuk oval ini adalah Hajar Aswad. Difoto menggunakan teknologi Focus Stack Panorama. Foto: Twitter/@ReasahAlharmain


DIALEKSIS.COM | Nasional - Hajar Aswad, batu hitam di sudut Ka'bah, menjadi objek ritual suci jutaan Muslim dalam ibadah haji. Setiap tahun, para jamaah mengantri panjang untuk menyentuh dan mencium batu bersejarah ini. Cerita turun-temurun menyebutkan, dulunya batu tersebut putih dan bersinar, sebelum berubah warna akibat menyerap dosa manusia.

Tetapi di luar legenda, sejumlah ilmuwan mengupas asal muasal Hajar Aswad dari sisi sains. E. Thomsen, dalam studi "New Light on the Origin of the Holy Black Stone of the Ka'ba" (1980), menyoroti temuannya di Al-Hadidah, Arab Saudi, pada 1932. Sebuah kawah meteor sebesar lebih dari 100 meter ditemukan peneliti bernama Philby. Pecahan-pecahan meteor pun berserakan di kawasan itu.

Dari pengamatan, pecahan meteor itu terbentuk dari peleburan pasir dan silika yang bercampur nikel. Campuran itu memunculkan lapisan putih di dalam, tapi terbungkus cangkang hitam akibat ledakan nikel-besi dari luar angkasa. "Ciri-ciri ini sesuai gambaran Hajar Aswad," kata Thomsen.

Thomsen berpendapat lapisan putih yang memancar dari Hajar Aswad merupakan sisa zat kimia itu. Namun sifatnya rapuh dan menghilang ditelan waktu, tersisa serpihan batu hitam saja. "Batu meteor itu kemungkinan batu yang sama dengan Hajar Aswad," tulisnya.

Jejak lain adalah penemuan tumbukan meteor di sekitar Ka'bah. Fakta ini memperkuat kemungkinan Hajar Aswad berasal dari angkasa. Penelitian lain juga mencatat usia batu tersebut sesuai jangkauan amatan Arab kuno, kemungkinan dibawa dari Oman.

Walau begitu, teori ini tak sekuat batu. Thomsen mengakui meteor sulit mengapung dan mudah tererosi. Tapi hingga kini, asal-usul bongkahan angkasa raya ini masih dipertajam sejumlah peneliti.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda