Beranda / Data / Menguak Misteri Hajar Aswad, Batu dari Surga di Ka'bah

Menguak Misteri Hajar Aswad, Batu dari Surga di Ka'bah

Minggu, 13 Oktober 2024 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Batu Hajar Aswad. Foto: net


DIALEKSIS.COM | Makkah - Hajar Aswad menjadi salah satu objek paling penting di Ka'bah. Hampir setiap muslim yang beribadah ke Tanah Suci memiliki keinginan untuk menyentuh atau mencium batu hitam ini. Batu yang terletak di sudut Ka'bah ini dipasang pada ketinggian sekitar 1,1 meter dari permukaan tanah.

Hajar Aswad bukanlah batu biasa. Selain memiliki sejarah panjang, batu ini juga menyimpan keutamaan dan misteri. Dalam tradisi Islam, Hajar Aswad diyakini berasal dari surga dan sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim.

Awalnya, batu ini berwarna putih dan diyakini dapat memancarkan cahaya. Namun, warna batu berubah menjadi hitam karena menyerap dosa-dosa manusia, sebagaimana disebutkan dalam sumber-sumber tradisional Islam.

Kisah ini memicu rasa penasaran di kalangan ilmuwan. Mereka mencoba mencari penjelasan ilmiah mengenai batu tersebut. Apakah benar terjadi perubahan warna? Benarkah Hajar Aswad dapat memancarkan cahaya? Jika memang benar, jenis batu apakah Hajar Aswad ini?

Beberapa penelitian juga mencoba mengungkap usia batu tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa usia Hajar Aswad sejalan dengan periode yang bisa diamati oleh orang Arab kuno. Ada teori yang menyebutkan bahwa batu ini mungkin dibawa ke Makkah melalui jalur perdagangan dari Oman.

Salah satu teori yang sering dibahas adalah Hajar Aswad berasal dari batu meteorit. Namun, teori ini memiliki kelemahan. Para peneliti mencatat bahwa batu meteorit umumnya tidak bisa mengapung, sulit terpecah menjadi fragmen kecil, dan cenderung tidak tahan terhadap erosi.

Meski begitu, hingga kini, teori meteorit masih menjadi penjelasan yang paling mendekati terkait asal usul Hajar Aswad. Menurut ilmuwan Thomsen, penelitian lebih lanjut tentang material yang berasal dari meteor mungkin dapat memberikan jawaban yang lebih jelas mengenai batu ini.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda