Beranda / Data / Kasus HIV/AIDS di Banda Aceh Capai 510, Mayoritas melalui Seks Sesama Jenis

Kasus HIV/AIDS di Banda Aceh Capai 510, Mayoritas melalui Seks Sesama Jenis

Rabu, 18 Desember 2024 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Ilustrasi penyakit HIV/AIDS. Foto: Istockphoto


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Kesehatan (Dinkes) Banda Aceh melaporkan bahwa jumlah kasus HIV/AIDS selama Januari hingga November 2024 mencapai 137 kasus. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang tercatat sebanyak 140 kasus. 

Meski begitu, Dinkes masih mencatat adanya potensi peningkatan kasus, terutama di bulan Desember yang laporan lengkapnya belum diterima.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Banda Aceh, drg. Supriady R. M.Kes, menyebutkan bahwa faktor risiko utama penyebaran HIV/AIDS di kota ini adalah praktik Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL). 

Data tersebut mencatatkan Banda Aceh sebagai wilayah dengan jumlah kasus HIV/AIDS tertinggi di Aceh, dengan total kumulatif 510 kasus sejak 2008 hingga November 2024.

“Namun, dari 510 kasus tersebut, hanya 268 orang yang menjalani pengobatan (52%), sementara 104 orang telah meninggal dunia. Hal ini meninggalkan 135 kasus yang hilang dari pantauan (lost to follow-up/LFU), yang menunjukkan masih adanya tantangan besar dalam pengelolaan dan pemantauan penderita HIV/AIDS,” ujarnya kepada Dialeksis, Rabu (18/12/2024). 

Ia menyebutkan, di Indonesia, tingginya kasus HIV salah satunya disebabkan oleh perilaku seks bebas. Mayoritas penderita HIV/AIDS di Indonesia adalah laki-laki, terutama yang berusia 25-49 tahun. 

Di Banda Aceh sendiri, kata dia, sekitar 46% dari total kasus HIV/AIDS disebabkan oleh transmisi seksual yang menyimpang, yaitu dari praktik LSL, dengan 242 kasus dilaporkan akibat faktor ini.

Pemerintah Kota Banda Aceh terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS. 

Dengan meningkatnya jumlah kasus, diharapkan ada peningkatan upaya untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan memberikan akses perawatan yang lebih baik bagi mereka yang terinfeksi.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI