DIALEKSIS.COM | Aceh - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Aceh Besar mencatat 27 kejadian gempa bumi terjadi di wilayah Aceh dalam kurun waktu sepekan, mulai 1 hingga 7 Maret 2025. Kepala BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar, Andi Azhar Rusdin, menyatakan mayoritas gempa terjadi di zona patahan aktif darat dengan kekuatan bervariasi.
Rincian Kekuatan Gempa
Dari total 27 gempa, 21 di antaranya berkekuatan di bawah Magnitudo (M) 3, lima gempa berkisar M3 hingga di bawah M5, dan satu gempa tercatat di atas M5. "Gempa dengan magnitudo lebih dari 5 hanya terjadi satu kali, yakni pada Jumat (7/3) malam," jelas Andi dalam keterangan resmi, Sabtu (8/3).
Pemicu Gempa M5,2 di Banda Aceh
Gempa berkekuatan M5,2 yang mengguncang Banda Aceh dan sekitarnya pada Jumat (7/3) pukul 19.42 WIB disebabkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia. Pusat gempa terletak di koordinat 5,35° LU dan 94,61° BT, sekitar 51 km barat daya Banda Aceh, dengan kedalaman 51 km.
"Analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini bersifat thrust fault atau pergerakan naik akibat tekanan lempeng," ungkap Andi. Gempa tersebut dikategorikan sebagai gempa dangkal dan tidak berpotensi tsunami.
Lokasi Mirip dengan Gempa Akhir Februari
BMKG mencatat, lokasi episenter gempa Jumat malam berdekatan dengan gempa M5,0 yang terjadi pada 20 Februari 2025. Keduanya sama-sama dipicu subduksi lempeng, meski posisi Maret sedikit bergeser ke utara.
"Pada 20 Februari, pusat gempa berada di koordinat 4,91° LU dan 94,71° BT dengan kedalaman 43 km. Meski ada perbedaan koordinat, mekanisme dan jenis gempa identik," jelas Andi.
BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang namun waspada terhadap potensi gempa susulan, terutama di zona patahan aktif dan wilayah subduksi.