DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2024 yang menunjukkan angka kemiskinan di Provinsi Aceh masih berada pada level tinggi.
Total jumlah penduduk miskin di Tanah Rencong mencapai 804,53 ribu jiwa atau 14,23 persen dari total populasi. Angka ini menempatkan Aceh sebagai salah satu provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Sumatra.
Laporan BPS yang bisa diakses melalui website aceh.bps.go.id yang dilansir media dialeksis.com, Jumat (12/9/2025) yang tersebar di 23 kabupaten/kota dengan variasi jumlah yang berbeda.
Kabupaten dengan jumlah penduduk miskin tertinggi yaitu Aceh Utara sebanyak 104,49 ribu jiwa, disusul Pidie dengan 86,89 ribu jiwa, Bireuen (59,93 ribu jiwa), serta Aceh Timur (60,86 ribu jiwa). Aceh Besar juga mencatat angka cukup tinggi, yakni 58,98 ribu jiwa.
Sementara itu, daerah dengan jumlah penduduk miskin paling sedikit adalah Kota Sabang dengan 5,17 ribu jiwa, diikuti Aceh Jaya (12,24 ribu jiwa) dan Subulussalam (13,95 ribu jiwa). Beberapa daerah lain dengan angka relatif kecil antara lain Simeulue (17,59 ribu jiwa) dan Gayo Lues (17,93 ribu jiwa).
Kota Banda Aceh sebagai ibu kota provinsi mencatat jumlah penduduk miskin sebanyak 19,97 ribu jiwa, lebih rendah dibandingkan kabupaten besar lainnya.
Daerah dengan jumlah penduduk besar cenderung menyumbang angka kemiskinan lebih tinggi. Namun, jika dilihat dari persentase, ada kabupaten kecil dengan beban relatif lebih berat.
Secara daerah, Kabupaten Pidie mencatat persentase kemiskinan tertinggi, yakni 18,59 persen, disusul Gayo Lues (18,30 persen), Pidie Jaya (18,28 persen), dan Bener Meriah (18,18 persen). Aceh Barat juga termasuk tinggi dengan 17,60 persen, begitu pula Aceh Utara (16,11 persen) dan Nagan Raya (16,94 persen).
Sebaliknya, angka terendah tercatat di Aceh Jaya yang hanya 2,25 persen, jauh di bawah rata-rata provinsi. Disusul oleh Kota Banda Aceh (6,95 persen) dan Kota Langsa (10,33 persen).
Beberapa daerah perkotaan lain mencatat angka sedang, seperti Kota Lhokseumawe (16,38 persen), Kota Sabang (14,58 persen), dan Kota Banda Aceh (6,95 persen). [nh]