DIALEKSIS.COM | CW - Membaca status Bupati Aceh Barat ini saya teringat mantan Ketua KNPI - Bung Jamal. Selasa, 22 April 2025 lalu saya diajak ngopi pagi. Akhirnya, kami pun bertemu di Warung Palestine, Suleue, Darussalam, Aceh Besar.
Salah satu topik perbincangan terkait lapangan kerja dan pengangguran. Pertama, menyediakan lapangan kerja. Kedua, membuat orang bisa berkerja, bahkan membuka lapangan kerja.
Pilihan pertama yang kerap diambil oleh umumnya Kepala Daerah. Biasanya dengan cara mengundang investor. Cuma cara ini tidak mudah, juga panjang, tidak seperti membalik telapak tangan.
Bahkan, ketika sudah ada pun, jumlah peluang yang dibuka tidak cukup massal. Apalagi yang butuh skill khusus. Kalaupun dapat perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja massal, juga belum tentu beres dengan cepat.
Pilihan lebih gampang, melatih orang agar mampu menjadi pekerja yang dibutuhkan. Bila mungkin, ke tahap bisa membuka usaha yang menampung tenaga kerja.
Jamal mengatakan, banyak sekali peluang kerja sebenarnya. Bengkel motor, bengkel mobil, bengkel hp, dan banyak lainnya. Hanya saja, tidak cukup banyak yang punya ketrampilan. Juga karena faktor gengsi.
Darimana sumberdana untuk melatih? Pasti banyak pilihan yang tersedia. Tinggal kiban kepala daerah memilih strategi mengatasi pengangguran.
Plus kesediaan kepala daerah untuk ubah mental warga. “Peng beu leu, but bek brat! Dan, ini cuma ada satu cara: jadi orang dekat kepala daerah atau dewan u cok fee proyek APBA/APBK hehe."
Terimakasih Bung Jamal yang masih bersedia ngajak ngopi walaupun saat ini saya lagi jadi Bang Ojek Independen. [rr]