Di Rumah Sendiri, Tapi Tamu
Kami mengabdi -- bukan sehari dua hari atau setahun dua tahun,
Menulis ilmu, menyalakan jiwa,
Di ruang kuliah yang kami semai dan rawat,
Dari gedung reyot,hingga kini menjulang megah dan tinggi
Tetap Dengan semangat, walau hak kami terbatas.
Kami dosen,
Anak negeri yang mencetak anak negeri,
Tapi status kami?
Bukan tetap, hanya dititip -- sementara lagi (Dikontrak)
Di KPK mereka langsung diangkat,
Di Kementan tak ada kontrak yang melekat,
Mengapa kami harus menunggu pintu, dari tahun 2011 lamanya
Padahal rumah ini juga milik kami -- tempat kami bertemu ilmu?
Apakah kami pendiri tak lagi dibutuhkan disini,
Apakah kami cukup dititip dirumah sendiri,
Apakah ilmu tak cukup bernilai,
Untuk diberi kejelasan dan bukan sekadar trial?
Kami bukan sekadar mengajar,
Kami membangun masa depan, bukan mencari gelar.
Negeri ini butuh akal,
Tapi mengabaikan para pengasahnya,
Apakah karena kami tak berteriak keras, lantang dan lugas
Atau karena nasib kami dianggap biasa? Terlalu amat biasa hingga matipun tanpa jejak
Kami tak minta istimewa,
Hanya ingin setara,
Agar kelak di kelas,
Kami bicara dengan tenang -- tanpa tanya:
"Apakah besok kami masih di sini?"
Penulis: Sri Handayani-UTU
(Menjemput janji presiden Prabowo pengalihan status PPPK menjadi PNS) #PNS harga Mati