Wapres Iran Hadiri Konprensi Islam Wasathiyah di Bogor
Font: Ukuran: - +
Presiden Joko Widodo menemui Wakil Presiden Republik Islam Iran Bidang Wanita dan Urusan Keluarga Masumeh Ebtekar di Istana Presiden Bogor, Selasa (1/5/2018). (Foto: ANTARA)
DIALEKSIS.COM, Bogor - Seratusan ulama dan cendikiawan Muslim sedunia berkumpul di Istana Presiden, Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/5/2018) pagi. Mereka akan menggelar pertemuan tingkat tinggi membahas Islam "Wasathiyah" atau Islam jalan tengah bagi dunia.
Hadir juga Wakil Presiden Iran, Masoumeh Ebtekar yang membidangi urusan perempuan dan keluarga, sebagai ketua delegasi dari Iran. Kehadirannya ke Indonesia kali ini dalam rangka memenuhi undangan Doktor Din Syamsuddin, utusan khusus Presiden Republik Indonesia dalam urusan dialog dan kerjasama antar agama dan peradaban.
Selama di Indonesia, Ebtekar akan bertemu dengan Presiden RI, Joko Widodo, dan sejumlah pejabat tinggi Indonesia serta berpidato pada Konferensi Nasional Perempuan Indonesia. Hadir juga ulama senior Ayatullah Mohammad Ali Taskhiri, Ketua Foum Pendekatan Mazhab Islam dan penasihat tinggi Rahbar.
Masoumeh Ebtekar
Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban, Prof Din Syamsudin menjelaskan, dalam pertemuan ulama dan cendekiawan Muslim dari berbagai negara.. "Tidak hanya negara-negara OKI, tapi juga ada dari Inggris, Amerika, Kanada, Australia, bahkan ada dari Jepang, Korea, Afrika dan China akan datang. Jadi ini cukup lengkap untuk membahas Wasathiyah Islam," ujar Din, Senin (30/4/2018) kemarin.
Wasathiyah Islam memiliki terminologi sebagai wawasan Islam yang mengutamakan keseimbangan dan harmoni, penuh toleransi, menghindari kekerasan dalam menegakkan syariat dan tidak menganut paham takfiri. Pertemuan tingkat tinggi ini diharapkan dapat mendorong gerakan bersama Islam moderat di dunia sekaligus menyingkirkan wawasan Islam yang bersifat fundamentalis, ekstremis dan radikalis yang belakangan menyebabkan krisis peradaban.
"Memang tidak ada solusi bagi problematika peradaban dunia kecuali dengan wasathiyah Islam. Tidak terjebak pada radikalisme, fundamentalisme dan ekstremisme," lanjut Din.
Rangkuman pertemuan ini akan diberi tajuk "Bogor Messege" dan akan dipedomani para ulama dan cendikiawan Muslim sedunia.
Sebagaimana dilansir Antaranews, Konselor Kedutaan Besar Palestina di Indonesia, Taher Hamad mengapresiasi digelarnya KTT Islam Wasathiyah di Bogor. Menurutnya, pertemuan ini sangat penting untuk menyuarakan Islam Rahmatan Lilalamin, mengingat saat ini dunia menilai adanya Islam garis keras seperti ISIS.
Saat ini, menurut Taher, beberapa negara Islam di belahan dunia sudah mulai menampilkan gambaran Islam yang Rahmatan lil-alamin (rahmat bagi semua). "Islam yang memberikan perdamaian bagi semua, moderat, Islam untuk kebaikan semua, kasih sayang bagi semua umat manusia," katanya.
Konselor Kedutaan Besar Palestina menambahkan, Islam yang penuh kasih tidak hanya bagi umat manusia, tetapi juga bagi semua makhluk hidup di dunia, baik itu hewan, dan tumbuhan. Ajaran Islam mengajarkan tidak menyakiti siapapun di dunia, bahkan hewan, termasuk tidak merusak lingkungan.
Islam Wasathiyah membawa perdamaian sehingga tidak adalagi kericuhan yang terjadi seperti di Sudan, Suriah, dan Syira, karena Islam tidak mengajarkan kekerasan. "Saya harap pertemuan ini sukses, dan memberikan informasi yang baik tentang Islam kepada dunia," katanya.
Hari pertama KTT Islam Wasathiyah ini akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo di Istana Bogor. Selama setengah hari kegiatan dipusatkan di Istana, para delegasi juga akan dijamu makan siang di Restoran Grand Garden, Kebun Raya Bogor, tempat Presiden Obama ngopi bareng Presiden Jokowi.(*)
Presiden Joko Widodo menemui Wakil Presiden Republik Islam Iran Bidang Wanita dan Urusan Keluarga Masumeh Ebtekar di Istana Presiden Bogor, Selasa (1/5/2018). (ANTARA/Desca Lidya Natalia)