TPJ Aceh: Ucapan Maaf 'Kekhilafan Masa Lalu' Plt Gubernur Aceh Tidak Pantas Diucapkan
Font: Ukuran: - +
Imran Mahfudi, SH. MH. Foto: Facebook
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ucapan permohonan maaf 'kekhilafan masa lalu' yang disampaikan Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah kepada Presiden Jokowi saat memberikan kata sambutan
pada acara kenduri Kebangsaan di Bireun, Sabtu, (22/2/2020) kemarin, menuai kontroversi.
Tim Pembela Jokowi (TPJ) Aceh menyayangkan pernyataan tersebut dan tidak pantas untuk disebutkan. Menurut TPJ, statemen itu cenderung mempermalukan Jokowi.
"Tidak pantas dan cenderung mempermalukan pak Jokowi, dengan menyampaikan permohonan maaf terkait pilpres dalam forum kenduri yang justru konteksnya membangun semangat rekonsiliasi. Ini kesannya olah-olah pak Jokowi menaruh dendam terhadap rakyat Aceh karena perolehan suara tidak sesuai dengan seperti yang diharapkan," ucap Koordinator Tim Pembela Jokowi (TPJ) Aceh Imran Mahfudi, SH.MH dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Sabtu, (22/2/2020) malam.
Menurutnya, pasca ditetapkan sebagai pemenang pilpres, Jokowi telah berulang kali menegaskan sikapnya bahwa akan memberi perhatian yang sama pada setiap daerah, yang menang ataupun kalah.
"Buktinya meskipun di aceh perolehan suara Jokowi hanya 14%, beliau tetap memberi perhatian yang besar untuk Aceh," pungkas Imran.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, atas nama masyarakat Aceh, Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyampaikan permohonan maaf kepada Jokowi atas 'kesilapan masa lalu'. Hal itu disampaikan Nova saat memberikan kata sambutan pada acara Kenduri Kebangsaan yang digelar di Sekolah Yayasan Sukma Bangsa, Bireuen, Aceh, Sabtu (22/2/2020).
"Atas nama rakyat dan Pemerintah Aceh, Bapak Presiden, kami mengucapkan selamat datang kepada Bapak dan rombongan dan mohon maaf kalau ada kesilapan kami di masa yang lalu," kata Nova disambut tepuk tangan undangan, seperti dilihat Dialeksis.com pada portal detik.com, Minggu, (23/2/2020). (Im)