kip lhok
Beranda / Berita / Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja Indonesia, Pelatihan Perlu Dijadikan Budaya

Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja Indonesia, Pelatihan Perlu Dijadikan Budaya

Jum`at, 20 Oktober 2023 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +


ilustrasi


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Direktur Bina Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi dan Pemagangan Kementerian Ketenagakerjaan RI, Muhammad Ali, menyampaikan bahwa pelatihan harus menjadi budaya untuk menaikkan kompetensi tenaga kerja Indonesia.

“Saat ini, pelatihan belum menjadi budaya di perusahaan Indonesia. Dimana, Indonesia merupakan negara dengan tingkat pelatihan di perusahaan, kedua terendah di dunia. Perusahaan yang menawarkan pelatihan formal di Indonesia, kurang dari 8 persen,” kata Ali saat menyampaikan keynote spech di Penghargaan Top Human Capital Awards 2023 di Hotel Raffles Jakarta, Kamis, (19/10/2023).

"Kementerian Ketenagakerjaan pun," lanjut Ali, "sudah punya regulasi yang mewajibkan pelatihan untuk SDM."

Di sisi lain, sejatinya potensi pelatihan perusahaan di Indonesia, cukup besar. Ali menambahkan, "Syukur-syukur, pelatihan untuk SDM perusahaan tersebut bisa diberikan pula ke lingkungan di luar perusahaan."

Hal itu penting mengingat kini Indonesia harus menaikkan kompetensi tenaga kerja. Sebanyak 56 persen dari 146 juta orang tenaga kerja nasional, berpendidikan SMP ke bawah. Dan untuk menaikkan kompetensi tenaga kerja yang berpendidikan tak tinggi tersebut, pelatihan-pelatihan menjadi penting.

Penghargaan Top Human Capital Awards 2023 diberikan kepada sejumlah perusahaan terkemuka di Hotel Raffles Jakarta, hari ini (19 Oktober 2023). Dihadiri lebih dari 300 orang yang terdiri dari perwakilan perusahaan penerima penghargaan tersebut, konsultan/pengamat bisnis, media massa, dan lain-lain, acara penghargaan tersebut digelar oleh Majalah TopBusiness bekerja sama dengan sejumlah lembaga.

Ketua Penyelenggara Top Human Capital Awards 2023, M. Lutfi Handayani, mengatakan bahwa tema Top Human Capital Awards 2023 adalah : “Transformation of Human Capital Management System to accelerate the Sustainable Business Growth”. 

“Artinya, melalui kegiatan Top Human Capital Awards ini, kita ingin terus mendorong pengembangan pertumbuhan kinerja bisnis yang berkelanjutan, melalui transformasi human capital management system (HCMS),” papar Lutfi yang juga Pemimpin Redaksi Majalah TopBusiness tersebut.

Top Human Capital Awards diselenggarakan setiap tahun. Proses penilaian dan pendalaman keberhasilan HCMS dilakukan melalui kegiatan wawancara penjurian, berlangsung sejak 7 Agustus hingga 6 Oktober 2023.

Penghargaan tersebut adalah kegiatan penilaian dan pemberian penghargaan bidang implementasi dan pengembangan HCMS yang tertinggi di Indonesia, yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang dinilai berkinerja baik dan telah menerapkan HCMS secara efektif dan berkualitas, untuk mendukung tumbuhnya bisnis secara berkelanjutan.

Selain kegiatan penilaian dan pemberian penghargaan, di dalam Top Human Capital Awards juga banyak aspek pembelajaran bersama di bidang implementasi dan pengembangan HCMS, khususnya bagi perusahaan-perusahaan peserta.

Ketua Dewan Juri Top Human Capital Awards 2023, Budi W. Soetjipto, Phd., mengatakan bahwa tantangan perubahan bisnis selama pandemi maupun pasca-pandemi, menuntut adanya pengelolaan sistem manajemen Human Capital yang agile (lincah) dan yang selaras dengan perubahan strategi bisnis perusahaan. 

Meningkatnya digitalisasi proses bisnis, juga harus diimbangi dengan kesiapan Human Capital yang adaptif terhadap pengembangan sistem dan teknologi digital.

Pesatnya perkembangan dan pengembangan teknologi digital yang semakin dipercepat dengan terjadinya Covid-19, menuntut banyak organisasi di seluruh dunia untuk melakukan transformasi bisnis, yang sedikit banyak mengubah strategi dan proses bisnis organisasi-organisasi tersebut. 

Sebagai konsekuensinya, sebagai bagian dari strategi dan proses bisnis tadi, Human Capital Management dituntut untuk melakukan transformasi yang sistemik agar organisasi dapat terus tumbuh secara berkelanjutan. “Oleh karena itu, keselarasan transformasi antara strategi dan proses bisnis dengan HCMS menjadi salah satu faktor penting dalam penilaian Dewan Juri,” kata Budi.

“Selama proses penilaian dan wawancara penjurian TOP Human Capital Awards 2023, ada sejumlah temuan menarik terkait HCMS yang dapat menjadi pembelajaran untuk kita bersama,” papar Budi lagi.

Temuan tersebut diantaranya adalah: Pertama, secara umum, keselarasan antara HCMS dengan Strategi Bisnis perusahaan-perusahaan peserta, sudah cukup tinggi. Namun yang perlu lebih diperhatikan adalah pentingnya dan keberadaan ukuran/indikator keselarasan strategi HCMS dan Strategi Bisnis Perusahaan.

Kedua, penggunaan teknologi digital untuk pengembangan aplikasi HCMS sudah semakin meluas. Beberapa perusahaan sudah mengembangkan secara terintegrasi dengan proses bisnis, namun sebagian yang lain masih mengembangkan aplikasi HCMS yang terpisah dari proses bisnis. Dengan kata lain, integrasi aplikasi HCMS dan proses bisnis perlu mendapat perhatian dari semua.

Ketiga, pemanfaatan alih daya yang tentunya sah-sah saja untuk mendukung strategi bisnis yang telah dipilih. Namun demikian, pemanfaatan alih daya tentu harus terus memperhatikan aspek regulasi ketenagakerjaan dan aspek pengembangan human capital, baik yang di dalam perusahaan maupun menjadi bagian dari alih daya. 

Keempat, peran Top Leader yang menjadi kunci keberhasilan HCMS. Tentu saja tidak sembarang Top Leader, melainkan Top Leader yang memiliki peran dan komitmen tinggi untuk menjadikan HCMS sebagai bagian dari budaya di perusahaan. Aspek Tone at the Top, harus dijalankan. 

“Presiden Direktur, termasuk Dewan Direksi, harus dapat menjadi teladan dalam hal implementasi HCMS. Selain itu, kompetensi Human Capital di semua level manajemen, perlu untuk terus ditingkatkan agar budaya perusahaan, dapat dikembangkan menjadi perilaku unggul di dalam perusahaan,” Budi mengatakan lagi.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda