kip lhok
Beranda / Berita / Tari Saman Pukau Festival Seni Tari UNESCO di Selandia Baru Selandia Baru

Tari Saman Pukau Festival Seni Tari UNESCO di Selandia Baru Selandia Baru

Senin, 03 Mei 2021 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Tari Saman Aceh asal Indonesia yang dibawakan 15 penari telah sukses tampil memukau di festival seni tari tahunan UNESCO yang berlangsung pada Minggu (2/5) di Wellington, Selandia Baru.

Belasan penari yang berasal dari kelompok Caraka Seni Wellington tersebut dilaporkan berhasil membuat 500 penonton yang hadir di Te Marae, Te Papa Museum, memberikan tepuk tangan meriah.

"Ini adalah festival yang bergengsi, dan Caraka Seni terhormat diundang untuk tampil," ujar Satya Priuomarsono (Ayu) dan Alia Krismon, pimpinan Caraka Seni, dalam pernyataannya yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (2/5).

UNESCO International Dance Day ini merupakan festival tari yang telah berlangsung selama 21 tahun terakhir. Tahun ini adalah kali pertama diadakan setelah tahun sebelumnya tak terlaksana karena pandemi.

Festival ini diikuti berbagai kelompok tari dari banyak negara dan menampilkan bermacam-macam tarian dengan berbagai gaya.

Mengingat tahun ini adalah momen pertama kembali diadakan setelah semua kegiatan dengan banyak orang dilarang karena pandemi, acara ini disebut menuai animo yang cukup tinggi.

Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya menyebut kehadiran berbagai kelompok seni tradisional Indonesia seperti Caraka Seni, Padang Moncar, dan lainnya membantu diplomasi budaya Indonesia di negara tersebut.

"Kita sebagai orang Indonesia sore ini benar-benar dibuat bangga oleh Caraka Seni. Mereka tampil begitu rapi dan dinamis," kata Tantowi Yahya dalam pernyataannya.

Tari Saman merupakan tarian khas Aceh dan aslinya dilakukan pria dalam jumlah ganjil. Tarian ini mengkombinasikan tepukan tangan dan tepukan dada.

Selain itu, penari Saman dipimpin beberapa penari yang duduk di tengah. Saman adalah tarian yang murni diiringi oleh syair yang dilantunkan para penarinya.[CNN Indonesia]


Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda