Target Vaksinasi Nakes Masih Belum Tercapai
Font: Ukuran: - +
[Dok. Shutterstock]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia ditargetkan prioritas utama kepada 1,5 juta tenaga kesehatan (nakes) yang selesai pada akhir Februari 2021. Terhitung sejak dimulainya proses vaksinasi pada 14 Januari lalu, angka mencapai target itu belum mencapai setengahnya yang mendapatkan dosis pertama.
Padahal, terhitung 28 Januari 2020 lalu, pemerintah sudah memulai proses penyuntikan dosis kedua vaksin corona produksi Sinovac tersebut untuk kelompok prioritas.
Merujuk pada data Satgas Covid-19, dari 1.531.907 target nakes tervaksinasi, per 2 Februari 2020 setidaknya baru 596.260 orang yang mendapat vaksin Covid-19 dosis pertama. Untuk dosis kedua, jauh lebih sedikit, yakni baru 51.999 orang nakes.
Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan kendala percepatan program vaksinasi Covid-19 pada nakes adalah jadwal pelaksanaan penyuntikan.
"Saat ini kita mendorong nakes enggak usah mengikuti jadwal yang sempat diberikan, karena ternyata kemarin ada juga nakes yang baru Maret dapat vaksin, sekarang diminta seluruh nakes datang ke Fasyankes enggak usah lihat jadwal," tutur Nadia ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (3/2).
Upaya yang dilakukan pemerintah adalah menggelar vaksinasi masif dari yang semula di klinik/faskes dialihkan serentak di gedung pertemuan atau sasana olahraga. Salah satunya dilakukan Pemprov Jabar pada Rabu ini di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung dan serentak di tingkat kabupaten/kota, dan Pemprov DKI yang merencanakan menggelar vaksinasi massal untuk nakes di Istora Senayan, Jakarta, pada Kamis (4/2).
Menanggapi target tenggat waktu vaksinasi bagi nakes tersebut, Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilainya terlalu optimistis. Sebabnya, ada beberapa hal yang menyebabkan vaksinasi Covid-19 pada nakes terlambat, selain masalah pendataan.
"Ada juga beberapa yang masih menolak, termasuk juga kondisi kesehatan nakes yang harus diperhitungkan, dan itu mempengaruhi target, kita tidak bisa terlalu optimis tapi harus realistis," kata Dicky.
Ia juga mengatakan, target 1,5 juta vaksinasi Covid-19 pada nakes mungkin baru akan tercapai pada kuartal pertama 2021, yakni Maret mendatang. Namun, tegasnya, itu bisa memungkinkan seandainya Kemenkes tidak lagi memiliki sengkarut data vaksinasi Covid-19.
"Lebih realistis target 90 persen di akhir kuartal pertama, dengan catatan diperbaiki datanya," ucap Dicky.
Masalah pendataan vaksinasi pada nakes juga disinggung Ketua Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi (PAEI) Masdalina Pane.
Masdalina menyampaikan ada klaim berlebihan atas sistem informasi yang digunakan sehingga menimbulkan asumsi penyelenggaraan vaksinasi Covid-19 akan berjalan lancar.
"Kelihatannya 'wah' melibatkan Kominfo, Telkom, BPJS. Ternyata, teman-teman di lapangan tetap melakukan pendataan manual dengan excel. Overclaimed informasi seperti ini sering terjadi," kata Masdalina.
Masalah pendataan ini, memperlambat proses vaksinasi Covid-19 karena petugas di lapangan harus kembali melakukan update secara manual menggunakan perangkat excel untuk dilaporkan ke PPSDM Kemenkes.
"Tentu butuh waktu untuk ini," ucap Masdalina. (CNN Indonesia)