Seorang Anak Meninggal, Diagnosis Dokter Akibat Game Online
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Subang - Seorang anak asal Subang, Jawa Barat, berinisial RTS (12) dikabarkan meninggal dunia pada Selasa (23/2/2021) setelah didiagnosis mengalami gangguan syaraf akibat kecanduan game online.
Saat ditemui di rumah duka, orang tua RTS diselimuti kesedihan sehingga tak ada yang tahu persis saat ditanya detail kebiasaan RTS bermain game. Namun, kabar itu dibenarkan oleh paman RTS yang juga berada di lokasi.
"Yang saya dengar dari keluarga, menurut diagnosis dari dokter, almarhum meninggal karena radiasi dari HP," ungkap Bangbang, paman RTS melansir Kumparan, Sabtu (27/2/2021).
Bangbang mengungkapkan, sebelum meninggal RTS sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Purwakarta selama 16 hari. Keadaan anak yang duduk di kelas 1 SMP itu pun sempat membaik selama dua minggu.
Menurut penuturan pihak keluarga, keponakannya itu memang memiliki kebiasaan mengunakan gawai untuk bermain game online.
Paman RTS yang lain bernama Endang, juga menuturkan pernyataan yang serupa. Ia menyebut kebiasaan keponakannya itu sudah di luar batas wajar.
"Ya setiap hari, setiap malam, bahkan sampai jam 2 jam 3 baru tidur, jadi kecanduan," ungkap Endang.
Endang juga mengungkapkan apa yang dirasakan keponakannya itu sebelum akhirnya meninggal dunia. Pada saat sakit, sekujur tubuh Raden lemas hingga merasa pusing.
Endang pun tak menepis kabar penyebab keponakannya meninggal akibat diagnosis syaraf yang terganggu akibat candu gawai.
"Iya itu kata dokter radiasi HP kena syaraf. Jadi syarafnya lumpuh," terang Endang.
Meninggalnya RTS akibat game online menggegerkan warga desa. Kabar itu pun langsung direspons Kepala Desa tempat RST tinggal di Desa Salamjaya, Kecamatan Pabuaran.
Menurut kepala Desa Salamjaya, Ujang Sucipto, kejadian ini perlu diantisipasi oleh warga agar tidak terulang.
"Kami imbau para orang tua jangan terlalu sering main HP, gunakan HP seperlunya. Jangan sampai hal ini terjadi lagi di wilayah Desa Salamjaya. Saya mendapat informasi dari keluarga bahwa dokter menduganya karena gangguan syaraf akibat radiasi handphone," kata Ujang. (Kumparan)