Ribuan Warga Aceh Shalatkan Jenazah Ulama Besar Tu Sop di Mesjid Raya Baiturrahman
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Tgk. Nasruddin Jeunib atau Abi Nas memimpin shalat jenazah ulama besar Aceh, Muhammad Yusuf A Wahab atau yang lebih dikenal sebagai Tu Sop. Foto untuk dialeksis.com.
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ribuan warga memadati Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh pada Sabtu malam, 7 September 2024, untuk menyalatkan jenazah ulama besar Aceh, Muhammad Yusuf A Wahab atau yang lebih dikenal sebagai Tu Sop.
Jenazah Tu Sop tiba dari Jakarta sekitar pukul 20:40 WIB, dibawa menggunakan ambulans RSUZA, dan disambut dengan penuh kesedihan oleh masyarakat serta tokoh-tokoh penting Aceh.
Tgk. Nasruddin Jeunib atau Abi Nas memimpin shalat jenazah, diikuti oleh ribuan jamaah yang telah menunggu sejak magrib.
Di antara mereka, tampak sejumlah pejabat penting termasuk Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal, calon Gubernur Aceh Bustami Hamzah, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Faisal Ali alias Lem Faisal, serta para santri dan tokoh agama lainnya.
Tu Sop menghembuskan napas terakhir di salah satu rumah sakit di Jakarta pada pagi hari, 7 September 2024, pukul 09:00 WIB. Kabar meninggalnya beliau langsung menyebar ke seluruh penjuru Aceh dan membuat duka mendalam bagi masyarakat yang selama ini sangat menghormati sosoknya.
Penjabat Gubernur Aceh, Safrizal, dalam sambutannya di hadapan para jamaah yang hadir, mengungkapkan rasa duka yang mendalam atas kepergian Tu Sop.
Ia menyampaikan bahwa kehadiran ribuan jamaah yang menyalatkan jenazah Tu Sop merupakan tanda betapa besarnya kecintaan masyarakat Aceh terhadap ulama tersebut.
“Alhamdulillah, ribuan jamaah hadir untuk menyalatkan Tu Sop. Ini adalah bentuk penghormatan dan cinta dari masyarakat Aceh atas dedikasi dan keteladanan yang beliau tunjukkan selama hidupnya. Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah Tu Sop dan mempermudah perjalanannya kembali kepada-Nya,” kata Safrizal.
Safrizal juga menegaskan bahwa sosok Tu Sop adalah ulama yang telah banyak memberikan ilmu dan nasihat, tidak hanya dalam hal agama, tetapi juga dalam kehidupan sosial dan politik masyarakat Aceh.
Ia mengajak seluruh masyarakat, khususnya para santri dan tokoh agama, untuk terus mengamalkan ajaran dan petuah yang pernah disampaikan oleh almarhum.
“Banyak sekali pelajaran yang dapat kita petik dari kehidupan beliau. Petuah dan nasehatnya tentang politik, tentang cara memakmurkan negeri dan bangsa, adalah ajaran yang patut kita pegang teguh. Ini bukan hanya sekadar teori, tetapi telah beliau praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita teruskan perjuangan dan ajaran beliau,” lanjut Safrizal.
Tu Sop selama ini dikenal sebagai sosok yang mampu menyatukan berbagai elemen masyarakat Aceh melalui pendekatan keagamaan yang moderat dan penuh kasih sayang.
Sosoknya tidak hanya dihormati oleh kalangan ulama dan santri, tetapi juga oleh kalangan politisi dan pemimpin Aceh. Kehadirannya di berbagai forum selalu dinantikan, karena petuahnya yang selalu penuh makna dan relevan dengan kondisi sosial politik Aceh saat ini.
"Tu Sop bukan hanya seorang ulama, tetapi juga guru bagi kami semua. Beliau selalu menjadi penyejuk di tengah situasi yang sulit, dan selalu mengajarkan bagaimana menjalani hidup dengan keikhlasan," ujar Safrizal.
Ia menyebut bahwa keteladanan Tu Sop dalam berdakwah dan memperjuangkan kepentingan umat adalah sesuatu yang akan terus dikenang dan dijadikan pedoman bagi generasi mendatang.
Dalam kesempatan yang sama, Safrizal menekankan pentingnya menjaga dan melanjutkan ajaran serta nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh Tu Sop.
Menurutnya, kepergian Tu Sop adalah sebuah ujian bagi masyarakat Aceh untuk tetap melanjutkan perjuangan dalam menjaga kebersamaan dan persatuan, seperti yang sering disampaikan almarhum dalam ceramah-ceramahnya.
“Ini adalah momen bagi kita semua untuk terus melanjutkan apa yang telah beliau mulai. Tu Sop mengajarkan kita semua tentang pentingnya kebersamaan dan bagaimana kita harus selalu berusaha untuk memakmurkan negeri ini, baik dari segi spiritual maupun material. Mari kita jadikan ini sebagai pelajaran berharga, dan semoga kita semua dapat meneruskan perjuangan beliau dengan baik,” tutup Safrizal.