RI Tawarkan jadi Tuan rumah Pertemuan Trum dan Kim Jong Um
Font: Ukuran: - +
Presiden Jokowi bersama Dubes Korsel Kim Chang-beom dan Dubes Korut An Kwang Il, di Istana Merdeka, Jakarta (Foto SETKAB.GO.ID)
DIALEKSIS.COM, Jakarta - Munculnya wacana pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un disambut oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, dia menawarkan pertemuan tersebut dapat digelar di Indonesia.
Jokowi mengatakan hal tersebut usai menerima Duta Besar Korea Utara untuk Indonesia An Kwang Il serta Dubes Korea Selatan untuk Indonesia Kim Chang Beom di Istana Merdeka, Jakarta.
"Kami sampaikan Indonesia siap menjadi tuan rumah pertemuan-pertemuan itu," timpal Jokowi menjawab awak media usai pertemuan tersebut. Meski demikian, kata Jokowi, Dubes Korut harus melapor ke negaranya mengenai tawaran dan kesiapan Indonesia.
Jokowi seperti dilansir katadata.co,id, menyambut baik proses perdamaian Korsel - Korut. Dirinya berharap pertemuan Presiden Korsel Moon Jae In dengan Kim Jong Un pada pekan lalu, dapat berlanjut pada kesepakatan lain dalam menjalani proses dan merealisasikan perdamaian kedua negara.
"Beliau (Dubes Korut) sampaikan ada pertukaran (pertemuan) keluarga yang terpisah dan proses pembangunan kantor penghubung komunikasi Korsel dan Korut," ujar Jokowi.
Presiden juga mengatakan dengan adanya kedamaian, semua negara dunia dapat berkonsentrasi pada pembangunan fisik serta ekonomi. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengundang keduanya menyaksikan helatan akbar Asian Games 2018 Agustus mendatang di Jakarta dan Palembang.
Menlu RI, Retno Marsudi, menjelaskan, proses komunikasi dengan Amerika Serikat dan Korea Utara sudah dilakukan oleh kementeriannya. "Sudah mulai disampaikan," ujar Menteri Retnodi Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Meski Menteri Retno belum mengetahui pasti kapan pertemuan itu diselenggarakan, Pemerintah Indonesia lebih dulu mengajukan tawaran.
Beberapa hari lalu, Trum telah mengkonfirmasi bahwa dirinya akan bertemu dengan Kim. Pertemuan ini direncanakan dapat berlangsung tiga atau empat pekan ke depan. Namun, Trump belum memastikan di mana lokasi pertemuannya. Ada dua negara yang sempat digadang menjadi tempat pertemuan yakni Mongolia dan Singapura.(*)