Beranda / Berita / Prabowo Incar Jet Tempur Siluman F35

Prabowo Incar Jet Tempur Siluman F35

Rabu, 05 Mei 2021 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Masalah modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) kembali mencuat pasca tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402. Menhan Prabowo sejak menjabat menhan, sedang berupaya memodernisasi alutsista sampai berkeliling ke sejumlah negara. Prabowo dianggap banyak mengincar alutsista 'berkelas' yang bisa bikin efek gentar negara tetangga antara lain keinginan meminang jet tempur siluman F-35, dan menolak tawaran F-16 Viper.

"Hal yang lumrah apabila Menhan meminta F-35 dari Amerika Serikat (AS) dan menolak tawaran F-16V. Prabowo juga memasukkan Dassault Rafale dari Prancis dalam daftar alutsista high end yang ingin dibeli. Hal serupa juga terjadi pada matra laut dimana Prabowo menginginkan alutsista high end bagi TNI Angkatan Laut," kata Pengamat Pertahanan Militer yang juga Peneliti senior Marapi Consulting & Advisory Beni Sukadis kepada CNBC Indonesia, Selasa (4/5/21).

Visi Prabowo dalam pengadaan alutsista memang ambisius, namun bukan hal yang mustahil untuk mewujudkannya. Dukungan dari Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan adalah kunci karena pengadaan alutsista dari luar negeri semuanya menggunakan skema Pinjaman Luar Negeri (PLN).

"Sejauh ini Kementerian Keuangan tengah melaksanakan seleksi terhadap calon lenders PLN untuk Kementerian Pertahanan," kata Beni yang juga Peneliti Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi).

Demi mewujudkan modernisasi alutsista, Prabowo melakukan dua pendekatan sekaligus yaitu pengadaan interim dan pengadaan alutsista baru. Pengadaan Interim adalah pengadaan used weapon systems untuk memenuhi kebutuhan operasional TNI dalam jangka pendek. Pola ini dipilih karena serah terima alutsista yang tidak lama yaitu berkisar antara 12-24 bulan.

"Pertahanan Indonesia saat ini dinilai kurang memiliki deterrence maupun kemampuan untuk melaksanakan dan memenangkan pertempuran dan perang. Tingkat kesiapan alutsista TNI saat ini yang berada di kisaran 60% tidak memuaskan Prabowo," jelas Beni.

PR Besar di Tangan Prabowo

Rencana Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melakukan peremajaan alutsista nampaknya bukan isapan jempol belaka. Desakan untuk memperbarui alutsista kian kencang setelah tragedi KRI Nanggala-402.

Indonesia sudah memiliki cita-cita dalam melakukan modernisasi alutsista lewat Minimum Essential Force (MEF) atau Ketentuan Pokok Minimum. Sayang, MEF yang terbagi menjadi tiga periode itu tidak berjalan lancar sebelumnya.

"Pengadaan alutsista saat ini difokuskan untuk memenuhi MEF 2020-2024. Hal ini merupakan pekerjaan rumah yang penuh tantangan karena pengadaan alutsista di era pendahulu Prabowo (MEF 2015-2019) tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan," kata Beni.

Rencana pengadaan alutsista berfokus pada TNI AL dan TNI AU apabila melihat dari sisi anggaran pengadaan. TNI AD juga memperoleh perhatian untuk pengadaan alutsista, namun nilai anggarannya di bawah dua matra lainnya. Anggaran tersebut berfokus pada pengadaan kendaraan APC, pesawat udara, rudal permukaan ke udara dan rudal udara ke permukaan.

"Pengadaan alutsista TNI AL berfokus pada kapal kombatan permukaan, kapal selam dan pesawat udara beserta persenjataannya, sedangkan pada matra udara pengadaannya dipusatkan pada pesawat tempur dan persenjataannya, pesawat angkut, helikopter dan rudal pertahanan udara," sebut Beni.

Selain itu juga terdapat porsi yang cukup besar untuk anggaran pemeliharaan alutsista TNI AD yang telah dibeli pada MEF 2010-2014 dan 2015-2020.

"Hal ini merupakan suatu kemajuan besar karena Kementerian Pertahanan juga memberikan fokus pada sustainability alutsista yang telah dibeli sebelumnya," terangnya.[CNBC Indonesia]

Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda