Pj Gubernur Aceh Sudah Menunjukan “Taring” Kepada DPRA
Font: Ukuran: - +
Reporter : Bahtiar Gayo
Gedung DPRA dan gedung kantor gubernur Aceh. Foto: kolase Dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Feature - Apakah DPRA memelihara “anak harimau”, setelah besar justru berbalik menyerang induk semangnya? Aceh bagaikan tiada henti disuguhkan drama perseteruan antara DPRA dan Pj Gubernur.
Catatan Dialeksis.com, bila sebelumnya pihak DPRA bersitegang dengan Pj seorang jenderal dari militer, kali ini perseteruan itu dengan Pj yang diusung dan dibesarkan pihak DPRA. Dia merupakan calon tunggal usulan dewan ke Mendagri untuk menjabat sebagai Pj.
Setelah Achmad Marzuki terdepak dari kursiPj Gubernur Aceh, tampuk pimpinan di negeri ujung barat Pulau Sumatera ini dikendalikan Bustami, orang kepercayaan DPRA.
Namun dalam perjalananya DPRA bagaikan memelihara” harimau”, Bustami menunjukan taringnya, berbeda keinginan dengan DPRA.
Bukan hanya berbeda keinginan dalam memimpin Aceh, dimana disebut sebut Bustami meramaikan bursa perhelatan akbar pesta demokrasi untuk memilih orang nomor satu di Aceh.
Namun perbedaan itu soal keinginan siapa yang akan mengurus DPRA. Para politikus yang duduk di parlemen Aceh menginginkan agar jabatan Sekwan DPRA dipercayakan kepada Khudri. DPRA “seragam” menjagokan Khudri sebagai orang yang akan mengurus dewan.
Tetapi tidak bagi Bustami, walaupun pihak dewan sudah meminta secara resmi melalui surat rekomendasinya, Bustami justru menunjukan “taringnya”, mengabaikan usulan dewan. Dia justru mengusulkan Aulia Husni Putra sebagai Sekretaris Dewan.
Walau sebelumnya suara dewan “bulat” dengan mengusulkan Bustami sebagai calon tunggal untuk jabatan Pj dan mendepak Achmad Marzuki, namun Bustami justru tidak mengindahkan orang yang sudah mengusulkan dan “membesarkanya”.
Seluruh Fraksi di DPRA sudah menandatangani agar Pj Gubernur mempertimbangkan saudara Khudri untuk menjabat sebagai Sekwan. Bahkan ketua Fraksi PAN, Irpannusir, dalam rapat paripurna secara khusus menyampaikan, agar Pj Gubernur Aceh Bustami, mengusulkan kesepakatan dewan.
Namun Pj Gubernur yang mengirimkan surat rahasia (namun suratnya tersebar kemana-mana), mengusulkan nama nama pejabat yang akan menduduki eselon eselon IIA dan IIB.
Ada enam nama yang dikirim Bustami kepada Kemendagri untuk mendapatkan jabatan baru. Enam nama itu; Restu Ardi Surya sebagai Staf Ahli Gubernur Bidang Perekonomian, Keuangan dan Pembangunan. Auliya Husni Putra, sebagai Sekretaris Dewan Perwakilan Rakvat Aceh.
Taufik, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Aceh, Teuku Nara Setia, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Akkar Arafat, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Aceh dan Teuku Zaufi sebagai Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Seketariat Daerah Aceh.
Padahal sebelumnya, dalam sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang dihadiri Pj Gubernur Aceh, Bustami, ada tepukan tangan riuh berbentuk dukungan, ketika ketua Fraksi PAN menyampaikan permohonan, agar Pj mengakomodir keputusan fraksi yang mempercayakan Khudri sebagai Sekwan.
Dalam persidangan Selasa (15/7/2024), DPRA menggelar rapat paripurna tentang penyampaian pendapatan akhir fraksi-fraksi DPRA terhadap Rancangan Qanun Tentang pertanggung jawaban pelaksanaan APBA Tahun Anggaran 2023.
Kenyatanya Bustami tidak peduli. Bagaikan sudah menyiapkan kuda-kuda, Pj Gubernur Aceh menunjukan taringnya, mengusulkan orang yang diingini Pj Gubernur, bukan hasil kesepakatan fraksi. Padahal seluruh fraksi, seperti disebutkan Ispannusir mengusulkan nama Khudri.
"Hari ini kita bersama-sama, tentu harapan kami karena itu merupakan usulan fraksi semuanya, dan secara sadar kami teken, tentu kami meminta kepada pak gubernur berkenan menetapkan Khudri sebagai Sekwan DPR Aceh," ujar Irpannusir.
Bustami sudah menunjukan jurus perseteruanya dengan dewan. Bahkan sebelumnya, soal kandidat Gubernur yang akan bertarung dalam Pilkada 2024 ini, Bustami disebut sebut sebagai pengkhianat, tidak komitmen dengan kesepakatan awal.
Zulfadli ketua DPRA dalam keteranganya kepada media menyebutkan Bustami Hamzah telah mengkhianati Muzakir Manaf atau akrab disapa Mualem. Ini karena Bustami kabarnya maju sebagai calon Gubernur Aceh, berhadapan dengan Mualem.
Zulfadli mengungkap, saat awal diusulkan untuk jabatan Pj Gubdernur, Bustami berjanji akan memberikan perhatian penuh hanya pada dua hal, yakni pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah 2024 dan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON XXI/2024) Aceh-Sumatra Utara.
Namun kini disebut sebut Bustami akan maju dalam pertarungan Pilkada. Bukan hanya sampai disitu, kini Bustami sudah menunjukan “taringnya” mengabaikan permintaan fraksi DPRA. Perseteruan antara eksekutif dan legeslatif di Aceh kembali memuncak.
Bila sebelumnya dengan Pj Gubernur Achmad Marzuki, kini giliran dengan Bustami. Apakah publik akan terus disuguhkan dengan drama konflik ini di tahun tahun eskalasi politik yang semakin hangat? [bg]