Penyaluran Kredit Bank Swasta Masih Seret
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Bank Indonesia mungkin sedang mencoba memberikan kabar yang menenangkan bahwa kredit perbankan mulai mencair. Bukan apa-apa, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap, hingga April 2021 kinerja penyaluran kredit di bank swasta justru seret.
Data OJK itu mencatat, penyaluran kredit tumbuh positif hanya untuk konsumsi, yaitu tumbuh 0,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year).
Sementara itu, penyaluran kredit untuk modal kerja dan investasi masih tumbuh minus alias mengalami kontraksi. Penyusutan terdalam terjadi pada kredit investasi, yaitu minus 2,44 persen pada April 2021, dari tumbuh 9,08 persen pada April 2020 dan minus 0,85 persen di Desember 2020.
Tampaknya dunia usaha lebih memilih bertahan dan menunda ekspansi bisnis. Atau setidaknya, beroperasi ala kadarnya untuk menambal permintaan pasar yang lesu, mengingat kredit modal kerja juga menyusut.
Dari sisi lembaga penyalur, pencairan kredit tampaknya hanya menggeliat di bank milik pemerintah, baik pusat maupun daerah. Sedangkan bank swasta, baik milik domestik maupun asing justru mengalami kontraksi yang makin dalam.
Pada April 2021, kinerja kredit di bank milik pemerintah pusat (Persero), masih tumbuh 2,7 persen secara tahunan. Bahkan di bank pembangunan daerah (BPD) tumbuh 6,5 persen.
Namun di bank swasta justru menyusut 8,2 persen, sehingga secara umum pertumbuhan kredit masih minus.
Tampaknya bank swasta masih main aman, sehingga penyaluran kredit juga masih seret. Ketimbang mencari-cari debitur bonafide, mungkin lebih nyaman menempatkan dana di instrumen surat utang negara yang imbal hasilnya jauh di atas suku bunga tabungan.[Lokadata]