Beranda / Berita / Pengawasan Madrasah Wajib Berbasis Digital di 2025

Pengawasan Madrasah Wajib Berbasis Digital di 2025

Kamis, 12 Desember 2024 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Direktur GTK Madrasah Thobib Al Azhar. Foto: Kemenag 


DIALEKSIS.COM | Mojokerto - Direktur GTK Madrasah, Thobib Al Asyhar, menegaskan bahwa pihaknya akan menerapkan pengawasan madrasah berbasis digital pada 2025.

Pesan ini disampaikan Thobib di hadapan 1000 pengawas madrasah se-Jawa Timur, di Mojokerto, Kamis (12/12/2024). Mereka berkumpul pada Silaturrahim Provinsi dan Diskusi Panel Pengawas Madrasah Kanwil Provinsi Jatim.

Menurut Thobib, pengawasan digital merupakan keniscayaan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi.

"Bukan saatnya lagi pengawasan madrasah dilakukan secara manual. Selain boros biaya, isi form dalam jumlah banyak, juga tidak efektif karena pengawasan tidak tersistem dengan baik," tuturnya.

Platform pengawasan digital bernama Madrasah Digital Supervision (MAGIS) sudah dalam tahap uji coba akhir. Awal 2025, MAGIS akan diterapkan secara nasional.

"Platform MAGIS disupervisi langsung oleh mitra Kemenag, INOVASI, sebuah lembaga peduli pendidikan DFAT di bawah koordinasi Kedutaan Australia di Jakarta. InsyaAllah platform ini _user friendly_ dan bisa dipelajari serta diterapkan dengan mudah," tambahnya.

Lebih lanjut Thobib menyampaikan bahwa pengawasan madrasah berbasis digital ini masuk dalam program 100 Hari Menteri Agama Nasaruddin Umar karena sebagai program nasional yang cukup strategis.

"Pengawasan digital madrasah tahun 2025 dimasukkan dalam program 100 Hari Menteri Agama baru, bapak Nasaruddin Umar. Dengan penerapan MAGIS, diharapkan peningkatan kualitas pendidikan di madrasah semakin cepat dan bersifat menyeluruh karena dapat dipantau secara nasional", tuturnya.

Karena itu, imbuh Thobib, Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Provinsi Jawa Timur diminta memberikan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada seluruh pengawas yang ada agar platform ini bisa langsung diterapkan.

"Saya minta Pokjawas Jatim dapat melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis, bisa luring maupun daring di lingkungan masing-masing. Semua pengawas harus melek teknologi. Bagi yang tidak mau belajar sebaiknya ajukan pensiun saja", canda Thobib yang disertai suara riuh tawa peserta.

Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kemenag Provinsi Jatim, Sugiyo Ahmad, Katim Guru, Najib Kusnanto, Katim Tendik, Arini Indah Nihayati, Ketua Pokjawas Jatim, Ruslan Thohirin, dan seluruh pengurus Pokjawas Jatim.[]

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI