kip lhok
Beranda / Berita / Pengamat: Ingin Nyapres, Gatot Nurmantyo Harus Punya Rp 7 Triliun

Pengamat: Ingin Nyapres, Gatot Nurmantyo Harus Punya Rp 7 Triliun

Sabtu, 28 April 2018 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo. (KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN MOZES)


DIALEKSIS.COM, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun melihat peluang mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tipis untuk menjadi calon presiden. Gatot masih bisa dipertimbangkan jika memiliki kekuatan finansial yang besar.

"Sebab untuk pilpres membutuhkan dana yang besar sekitar Rp 3-7 triliun. Itu tidak semua elite politik punya," kata Ubedilah saat dihubungi, Jumat, 27 April 2018.

Menurut dia, secara elektabilitas dan sosiologis Gatot memang mempunyai peluang untuk menjadi capres. Namun, kata dia, sayangnya Gatot Nurmantyo tidak mempunyai kendaraan partai untuk mengantarnya menjadi capres pada Pemilu 2019

"Itu menjadi PR (pekerjaan rumah) terbesarnya. Jika tidak bisa menarik parpol Gatot hanya akan menjadi wacana saja," ujarnya. "Nanti akan ada permainan di ujung."

Ubedilah melihat masing-masing partai memupunyai jagoannya sendiri-sendiri untuk diusung, yang membuat Gatot Nurmantyo sulit masuk. Partai Demokrat, kata dia , punya sosok Agus Harimurti Yudhoyono, PKB ada ketua umumnya Muhaimin Iskandar, begitu juga PAN memiliki Zulkifli Hasan.

Nah, situasi tersebut yang menyulitkan Gatot untuk mendapatkan tiket capres. Menurut dia, jika Gatot Nurmantyo ingin mendapatkan tiket capres pasti ada syaratnya. Salah satu syaratnya adalah dia mesti mempunyai kekuatan finansial yang besar.

Sebelumnya Kivlan Zen pernah mengungkapkan bahwa Gatot Nurmantyo punya logistik yang besar untuk maju menjadi calon presiden.

Menanggapi itu Gatot Nurmantyo mengatakan itu adalah doa. "Alhamdulillah. Itu saya punya keyakinan kalau seperti itu adalah doa. Insya Allah nanti saya punya uang seperti itu," kata Gatot menanggapi pernyataan Kivlan Zen saat mengunjungi kantor Tempo, di Jakarta, beberapa waktu lalu. (Tempo.co)


Keyword:


Editor :
HARIS M

riset-JSI
Komentar Anda