kip lhok
Beranda / Berita / Penanganan Kemiskinan Ekstrim dan Stunting Harus Menyeluruh

Penanganan Kemiskinan Ekstrim dan Stunting Harus Menyeluruh

Minggu, 12 Februari 2023 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting harus dilakukan secara menyeluruh mulai dari tingkat tiap desa.

Setiap kabupaten dkatakannya harus berupaya sungguh-sungguh dalam mengentaskannya.

Hal itu disampaikannya saat meninjau penanganan stunting di Desa Gempol, Kecamatan Karang Jati, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pada Jumat (10/2/2023).

"Kemiskinan ekstrem ini tidak boleh pilih-pilih lagi. Harus seluruh desa di Kabupaten Ngawi yang memiliki masalah kemiskinan ekstrem harus ditangani sungguh-sungguh," kata Menko Muhadjir melalui keterangan resminya yang diterima InfoPublik Sabtu (11/2/2023).

Ia pun menekankan, pemerintah daerah wajib melakukan upaya pengentasan kemiskinan ekstrem dan stunting dari sisi pengurangan beban pengeluaran, penambahan pemasukan, maupun juga masalah lingkungan.

Selain itu, pemanfaatan dana desa untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem dan penanganan stunting harus dimaksimalkan. Serta difokuskan pada tiga hal yaitu penanganan ketahanan pangan, penurunan stunting serendah mungkin, dan penghapusan kemiskinan ekstrem.

“Ini sesuai dengan progran Kementerian Desa, yaitu Sustainable Development Goals (SDGs) Desa. Jadi targetnya desa tanpa kemiskinan, desa tanpa stunting," kata Menko Muhadjir.

Lebih lanjut, ia meminta agar setiap daerah yang memiliki masalah kemiskinan ekstrem disisi lingkungan seperti sanitasi dan air bersih bisa diselesaikan dengan memanfaatkan program padat karya dana desa.

Misalnya menggarap jamban untuk keluarga yang belum punya akses bisa dibangun dengan program padat karya. Kemudian, untuk masalah stunting bisa dengan melakukan program ketahanan pangan.

Kemiskinan ekstrim pada 2022 di Kabupaten Ngawi masih dialami oleh 12,3 ribu jiwa atau sekitar 4 ribuan KK. Kemudian, angka stunting berdasarkan SSGI pada 2022 prevalensi stunting masih sebesar 28,5 persen.

Berbagai inovasi telah dilakukan oleh Kabupaten Ngawi khususnya di Desa Gempol untuk memenuhi gizi ibu dan bayi untuk mencegah stunting. Langkah yang dilakukan Desa Gempol di antaranya adalah dengan program ternak lele.

Kemudian hasilnya dibagikan pada ibu hamil dan untuk pemenuhan gizi anak. Kemudian juga dilakukan pembagian ayam petelur pada keluarga rentan stunting, yang mana telurnya bisa dimanfaatkan untuk pemenuhan gizi anak.

"Secara umum langkah penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem yang dilakukan Kabupaten Ngawi ini sudah sangat baik," kata Menko Muhadjir.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda