kip lhok
Beranda / Berita / Orang Kaya Indonesia Berbondong-bondong 'Wisata Vaksin'

Orang Kaya Indonesia Berbondong-bondong 'Wisata Vaksin'

Selasa, 20 Juli 2021 11:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Warga Negara Indonesia (WNI) belakangan ini terungkap ramai-ramai pergi meninggalkan Tanah Air untuk ke Amerika Serikat (AS). Tujuan mereka ke negeri Paman Sam tersebut salah satunya untuk mendapat vaksin COVID-19 dengan merek Pfizer, Moderna atau Johnson & Johnson.

"Tidak ada yang salah dengan mendapatkan suntikkan (vaksin) di luar negeri, semuanya kembali ke preferensi pribadi saya kira," kata WNI bernama Nona Razak dikutip dari ABC News, Senin (19/7/2021),

Selain untuk mendapatkan vaksin COVID-19 dengan merek yang dimaunya, Razak menjelaskan kunjungannya ke AS juga sambil menengok anaknya yang sedang menyelesaikan pendidikan.

"Saya punya anak yang belajar di sini. Kami sudah membuat rencana untuk mengunjungi mereka, dan AS kebetulan menawarkan vaksin gratis. Jadi saya berpikir, Mengapa kita tidak melakukan keduanya?" tuturnya.

"Preferensi saya adalah Pfizer, tetapi kami tidak tahu kapan bisa mendapatkannya di Indonesia sampai kami memutuskan kesempatan ke AS," tambahnya.

Razak sendiri telah mendapatkan suntikkan kedua Pfizer. Dia bersama keluarganya dikatakan akan kembali ke Indonesia lagi dalam dua minggu mendatang.

Seperti diketahui, AS memang menggelar wisata vaksinasi sejak Mei lalu dan diatur oleh beberapa travel agent. Antusiasme masyarakat Indonesia untuk pergi ke AS terbilang cukup tinggi.

AS mengizinkan suntikan vaksin ke orang-orang yang memegang visa negara itu. Bahkan mereka bisa mendapat vaksin secara gratis.

"Antusiasmenya sangat tinggi, kami mendapat banyak pertanyaan karena mereka mengincar vaksin yang belum ada di Indonesia, seperti Pfizer atau Moderna," kata Kepala Pemasaran ATS Travel Josephine Nathania Lienardi.

ATS sendiri menawarkan paket perjalanan vaksinasi dengan banderol yang dimulai dari Rp 14 juta selama tiga malam di Los Angeles. Rata-rata perjalanan dilakukan Juni hingga November.

"Mereka bisa memilih untuk mendapatkan suntikan atau tidak sama sekali, itu terserah mereka," kata travel agen itu lagi.[Detik]

Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda