Beranda / Berita / Muhammadiyah Gerakkan Tim Selama Masa Darurat Pascagempa Maroko

Muhammadiyah Gerakkan Tim Selama Masa Darurat Pascagempa Maroko

Minggu, 10 September 2023 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Yogyakarta - Pengurus Muhammadiyah melalui Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah(PCIM) Kerajaan Maroko menggerakan tim merespon bantuan kepada masyarakat di Maroko usai gempa bumi yang terjadi Jumat, 8 September 2023. Tim ini membantu selama masa darurat pascagempa sekitar 14 hari. 

"Muhammadiyah Cabang Maroko merespon cepat dan sampaikan kerja samanya dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) untuk bentuk tim bantuan dan rancang kebutuhan mendesak di lokasi terdampak. Dalam rangka memberikan bantuan kemanusiaan yang efektif dan tepat waktu, PCIM Maroko berencana untuk mengoperasikan tim bantuan selama 14 hari dalam fase tanggap darurat," kata PCIM Maroko, Jundi Abdurrahman, Minggu (10/9/2024). 

Gempa bumi Maroko berkekuatan magnitudo 6.8 SR pada Jumat, 8 September 2023, kini telah menyebabkan korban mencapai hingga 2.012 jiwa meninggal dan 1.832 jiwa terluka parah. Sebagaimana yang dilansir oleh Morocco World News, gempa tersebut diyakini menjadi gempa paling mematikan dalam beberapa dekade yang telah meluluhlantakkan pemukiman penduduk dan infrastruktur. 

Jundi mengatakan tim yang masih bergerak ini fokus membantu pada pendistribusian kebutuhan dasar, makanan, air bersih, dan perlengkapan kesehatan kepada warga yang terdampak. Selain itu, kata dia, PCIM Maroko juga berfokus pada program dukungan kepada kelompok rentan. 

"Di antaranya ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, lansia dan disabilitas," kata dia. 

PCIM Maroko berupaya menjangkau kebutuhan korban terdampak dengan lebih dalam melalui komunikasi dan koordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Maroko dan Hilal Ahmar di Chichaoua. Sebagaimana dilaporkan bahwa gempa bumi dirasakan hampir diseluruh bagian negara Maroko termasuk Provinsi Al-Haouz, Taroudant, Chichaoua, Ouarzazate, Marrakech, Azilal, Agadir, Cassablanca dan Youssoufia. 

Adapun korban terbanyak 694 jiwa meninggal dunia berasal dari Provinsi Al-Haouz. Saat ini upaya kaji cepat tengah dilakukan oleh MDMC dan PCIM Maroko untuk menentukan bantuan yang efektif di lokasi terdampak. 

Ketua Pimpinan Pusat MDMC, Budi Setiawan mengatakan pihaknya mencoba berkoordinasi dengan lembaga kemanusiaan dan juga pemerintah merespon bencana di Maroko. Pihaknya menjajaki sejauh mana kemungkinan ikut membantu meringankan duka warga Maroko. 

"Sebagai warga yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, kami menyampaikan rasa duka dan empati yang mendalam atas musibah di Maroko," ujarnya. 

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda