kip lhok
Beranda / Berita / Kehadiran Partai Mahasiswa Indonesia Ditolak Oleh Kaumnya

Kehadiran Partai Mahasiswa Indonesia Ditolak Oleh Kaumnya

Minggu, 24 April 2022 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar

Foto: Dok Partai Mahasiswa Indonesia


DIALEKSIS.COM | Nasional - Partai Mahasiswa Indonesia menjadi urutan ke sekian dari puluhan partai politik yang telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM sebagai partai politik berbadan hukum. Usai lulus verifikasi dan mengantongi SK, Partai Mahasiswa Indonesia dikabarkan berhak mengikuti Pemilu 2024. 

Berdasarkan hasil Litbang Dialeksis.com, pembentukan Partai Mahasiswa Indonesia, Eko Pratama disebut-sebut sebagai sosok yang mengajukan pendaftaran partai tersebut. Eko Pratama merupakan seorang Koordinator Pusat BEM Nusantara periode 2021-2022. 

Beredar pemberitaan bahwa BEM Nusantara terpecah menjadi dua kubu, yakni kubu Eko Pratama dan kubu Dimas Prayoga.

Pada April 2022 lalu, kubu Eko Pratama disebut-sebut menjadi pihak yang menemui Kepala Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto sebelum para mahasiswa menggelar demo serentak menyuarakan sejumlah tuntutan kepada pemerintah. 

Hal itu juga sejalan dengan bantahan kubu Dimas Prayoga, kala pihaknya disebut-sebut bertemu dengan Wiranto.

Sementara itu, keterangan awal soal eksistensi legal Partai Mahasiswa Indonesia diungkapkan oleh Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad. Ia mengabarkan informasi tersebut saat beraudiensi dengan perwakilan demonstran mahasiswa dan buruh pada 21 April 2022 lalu. 

Kabar keberadaannya yang masih sumir itu langsung disambut kritik oleh kalangan mahasiswa sendiri. Sebenarnya siapa gerangan di balik pembentukan Partai Mahasiswa Indonesia?

Saat ditanya kembali oleh awak media, Sufmi Dasco, selaku orang pertama yang menyampaikan kehadiran Partai Mahasiswa Indonesia mengaku hanya mendengar kabar dari kawan-kawannya di Kemenkumham bahwa pada waktu itu ada partai baru yang namanya Partai Mahasiswa Indonesia. Ia sendiri mengaku tidak tahu menahu siapa yang punya partai tersebut.

Di sisi lain, nada keras penolakan disampaikan oleh kaum mahasiswa itu sendiri terhadap Partai Mahasiswa Indonesia. 

Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Padjadjaran (BEM Unpad) tidak percaya dengan partai itu, malahan mereka curiga partai itu adalah manifestasi oligarki. BEM Unpad juga menantang partai itu untuk debat terbuka dengan pihaknya. 

Kemudian, BEM Universitas Jenderal Soedirman juga menyarankan agar Partai Mahasiswa Indonesia ganti nama saja.

Presiden BEM Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Yoga Haryo Prayoga menilai Partai Mahasiswa Indonesia tidak tepat. 

Dari Kota Pelajar Yogyakarta, Ketua BEM KM UGM Muhammad Khalid memandang skeptis sekaligus waspada partai itu. Dia mensinyalir partai itu adalah upaya penjinakan yang dijalankan oligarki.

Sementara itu, BEM Nusantara kubu Dimas Prayoga justru menyesalkan dan mengecam keras kemunculan partai tersebut, soalnya partai itu mengatasnamakan mahasiswa. Mereka mendesak Partai Mahasiswa Indonesia bubar saja. 

BEM SI juga mewanti-wanti kalau partai ini akan menjadi masalah besar bila tidak diabdikan untuk kepentingan rakyat.

Pandangan lain diungkapkan dari Direktur Jaringan Survei Inisiatif, Ratnalia Indriasari mengatakan keberadaan partai mahasiswa debut yang menuai pro kontra membuat perhatiannya khusus atas keberadaan lembaga partai tersebut. Partai ini tidak menjadi kekuatan baru karena tidak solid di dukungan dari kalangan mahasiswa itu sendiri maupun masyarakat Indonesia. Disisi lain keberadaannya belum tentu mampu memberikan warna dan eksistensi yang diakui masyarakat Indonesia. 

"bisa kita katakan Partai Mahasiswa Indonesia tidak ada yang spesial dan mampu disejajarkan dengan partai baru lainnya karena keberadaannya sebatas meramaikan saja tanpa memiliki struktur kepengurusan yang kuat dan jelas," tegasnya. (Akhyar)

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda