Karakter dan Etika Siswa Kunci Kesuksesan di Perguruan Tinggi dan Dunia Kerja
Font: Ukuran: - +
Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto, menyampaikan arahannya pada pembukaan seminar MKKS yang digelar di Meuligo Bupati Aceh Besar, di Kota Jantho, Kabupaten Aceh Besar, Kamis (31/10/2024). Foto Prokopim Pemkab Aceh Besar
DIALEKSIS.COM | Jantho - Pembangunan prestasi akademik siswa tidaklah cukup tanpa diimbangi dengan pengembangan karakter dan etika yang baik, dengan begitu siswa akan mampu bersaing di perguruan tinggi dan dunia kerja nanti.
Demikian disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto, saat membuka seminar yang diadakan oleh Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) tingkat SMP dan SMA di Aceh Besar.
Seminar ini diikuti oleh 190 siswa dari 40 SMA dan 10 SMP di Aceh Besar dan dihadiri para kepala sekolah serta guru pendamping, dan berlangsung di Meuligoe Bupati Aceh Besar, di Kota Jantho, Kamis (31/10/2024).
Pj Bupati memberikan penghargaan secara simbolis kepada para narasumber, yakni Sarwan Joni SPd MPd, Dr Bustamam Ali MPd, Ust Masrul Aidi Lc MA, Perwakilan Kapolres Aceh Besar, serta peserta yang hadir sebagai bentuk apresiasi.
Pada kesempatan itu, Pj Bupati Iswanto menekankan pentingnya pelaksanaan program penguatan nilai-nilai keagamaan, termasuk pembiasaan membaca Al-Qur’an di awal pembelajaran setiap pagi. Program ini, menurutnya, sudah diterapkan dalam dua tahun terakhir sebagai upaya membentengi moral siswa.
"Program membaca Al-Qur’an sebelum proses belajar mengajar berjalan sudah diterapkan selama 10 hingga 15 menit setiap pagi di seluruh sekolah di Aceh Besar. Ini menjadi langkah nyata kami dalam memperkuat pendidikan berlandaskan syariat Islam," ucapnya.
Kemudian, selain membangun prestasi akademik, juga harus membentuk karakter dan etika siswa agar mampu bersaing di perguruan tinggi dan dunia kerja nanti.
Lebih lanjut, Iswanto menyatakan komitmennya untuk meningkatkan akses siswa-siswa Aceh Besar ke sekolah unggulan di daerah.
Ia mengungkapkan, dari 70 hingga 80 persen kursi di sekolah-sekolah unggul di Aceh Besar justru diisi oleh siswa dari luar kabupaten, sehingga perlu strategi agar lebih banyak siswa lokal yang memanfaatkan peluang ini.
Iswanto juga mengingatkan para siswa untuk menghormati dan menghargai guru sebagai bentuk pengabdian kepada orang yang membimbing mereka. "Jika kalian tidak menghargai guru, kalian tidak akan pernah berhasil. Hormati guru kalian di manapun, itu kunci sukses," tandasnya di hadapan para siswa.
Sementara itu, Ketua MKKS Kabupaten Aceh Besar Sofyan menyatakan, seminar pendidikan yang diadakan bertujuan untuk mewujudkan generasi emas Indonesia, khususnya dalam menghadapi tantangan di dunia pendidikan. "Melalui kegiatan ini, kita bersama-sama merumuskan rekomendasi kebijakan untuk menangani berbagai persoalan yang ada, termasuk isu kenakalan remaja yang membutuhkan pengawasan bersama," jelasnya.
Menurutnya, media sosial memang memudahkan komunikasi dan berbagai keperluan lainnya, tetapi tetap harus digunakan dengan bijak dan beretika. "Penyalahgunaannya bisa berdampak negatif bagi siswa," tambah Ketua MKKS Aceh Besar.
Selain itu, Sofyan menyoroti kendala geografis dan sosial ekonomi yang dihadapi Aceh Besar dalam penyelenggaraan pendidikan, mengingat luasnya wilayah dan beragamnya pandangan masyarakat. "Di perdesaan, tantangan pendidikan juga ditambah dengan kondisi sosial ekonomi yang perlu diatasi," sebutnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya kebijakan bijak dalam penggunaan internet, agar teknologi ini tidak menjadi masalah baru di lingkungan sekolah. "Kondisi lingkungan dan geografis turut berpengaruh terhadap kenyamanan belajar," tuturnya.
Pembukaan seminar MKKS tersebut turut dihadiri oleh para kepala OPD di lingkungan Pemkab Aceh Besar, kepengurusan KNPI Aceh Besar, serta para kepala sekolah dan para siswa-siswi SMA dan SMP di Aceh Besar. (*)