Kadis DPMG Aceh Besar: Alhamdulillah, 604 Desa Siap Jadi Desa Cerdas
Font: Ukuran: - +
Kadis DPMG Aceh Besar, Carbaini SAg. [Foto: Serambinews.com]
DIALEKSIS.COM | Aceh Besar - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menargetkan 3.000 desa masuk dalam program desa cerdas atau smart village. Progam ini digagas mulai 2020 hingga 2024 mendatang.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Aceh Besar Carbaini SAg menyatakan, pihaknya sudah mengupayakan demi wujudkan desa cerdas di daerah setempat, mulai dari proses perencanaan hingga program yang dijalankan ke depan oleh kepala desa seluruh Aceh Besar.
“Alhamdulillah, di Aceh Besar ada 604 desa, 23 kecamatan peranan operator di dalamnya. Hampir 90 persen sudah mampu mengunakan alat-alat tekhnologi yang ada di desa masing-masing. Memang luar biasa,” kata Carbaini, di Aceh Besar, Kamis (21/7/2022).
Carbaini menegaskan, semua desa yang ada di Aceh Besar komit untuk mewujudkan desa cerdas yang diusung oleh Kemendes.
Menurut dia, desa cerdas sangat bermanfaat demi mencapai sumber daya manusia (SDM) tinggi, baik imtak, imtek, indeks, dan penggunaan tekhnologi yang bagus.
“Menjadi desa-desa yang paling kurang tahu dan cepat menanggani masalah-masalah. Maka itu, perlu dibentuk desa cerdas,” ujar Carbaini.
Adapun untuk mewujudkan desa cerda, jelas Carbaini, Kemendes pada 2023 sudah mempriotaskan Aceh Besar sebagai pilot project.
“Kita sedang mempersiapkan desa-desa tersebut,” tutur Carbaini.
Carbaini menyebutkan, Aceh Besar sebagai pilot project Kemenkes juga sudah mempersiapkan 10 desa. Pemilihan desa tersebut berdasarkan indeks yang bagus di antara semua desa.
“Termasuk Desa Kuta Malaka, Desa Kampong Baro serta di juara nasonal ada di Kecamatan Baitulsalam, seperti Blang Krueng, Tanjung Selamat,” tutur dia.
Di sisi lain, Carbaini mengungkapkan, sebanyak 604 desa di Aceh Besar masih dikategorikan desa mandiri. Hanya sebagian jadi desa berkembang. Untuk itu, upaya terus dilakukan demi mewujudkan desa cerdas.
Carbaini juga mengaku sudah membentuk tim dalam mencapai target yang diharapkan. Pihaknya akan menjemput bola ke Jakarta, diharapkan ada kabar positif dari pusat.
“Kemarin pun zoom meeting, dalam hal ini Kemendes dan Kemendagri sama-sama dalam perencanaan dana desa, Kemudian langsung diakomodir oleh Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar tentang desa digital,” kata dia.
Dalam beberapa bulan ke depan, Carbaini mengabarkan, tim dari Kemendagri akan turun ke Aceh Besar, mereka akan mensosialisi bagaimana hubungan desa digital dan desa pintar. Ia mengaku optimis akan mewujudkan desa pintar lebih cepat.
“Kita harapkan berkembang, karena desa mandiri susah sekali memang. Tetapi dalam desa berkembang pun dalam tahun ini sudah bertambah 15 desa mandiri, dulu hanya 5 desa saja,” sebutnya.
Ia juga berharap banyak dari program desa tersebut. di antaranya, dinas dapat memperdayakan masyarakat dalam desa akomodif, Karena menggunakan dana desa untuk membangun desa.
“Alokasi dana desa makin lama semakin berkurang, tahun ini kita berkurang sekitar 49 persen di Aceh Besar,” sebut dia.
kemudian, kata dia, desa cerdas dapat menjadi wawasan bagi desa-desa yang lain. Bagaimana dana desa itu lebih cepat proses pembangunan desa, karena desa cerdas lebih cepat mengakses semuanya. Lalu, desa cerdas dapat melakukan pengawasan.
“Seperti, pengawasan pelaksanaan desa dan juga sedang kita sedang siapkan. Pelaksanaan BUMG yang bisa mewujudkan perekonomian masyarakat lebih maju ke depan, karena di BUMG bisa kita buat pernyetaan dana desanya. Artinya memang dengan hadirnya desa pinta tersebut lebih cepat memwujudkan desa-desa yang ada di Aceh besar lebih maju, berkembang dan mandiri,” pungkasnya.(RRI)