kip lhok
Beranda / Berita / Isu Perubahan Iklim Menghantui Industri Migas

Isu Perubahan Iklim Menghantui Industri Migas

Kamis, 19 Agustus 2021 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Dunia saat ini tengah berlomba-lomba meninggalkan energi fosil dan menggencarkan pemanfaatan energi baru terbarukan sebagai upaya untuk memerangi dampak perubahan iklim di masa depan.

Hal ini tentunya menjadi momok yang bakal terus menghantui industri minyak dan gas bumi (migas).

Presiden Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Indonesia atau Indonesian Petroleum Association (IPA) Gary Selbie menyatakan, kesepakatan dunia untuk menekan emisi karbon nantinya bakal berpengaruh pada industri hulu migas.

Hal ini juga berlaku bagi industri hulu migas Indonesia di mana pemerintah Indonesia juga meratifikasi perjanjian Paris terkait upaya memerangi dampak perubahan iklim.

"Kesepakatan iklim tentang emisi karbon kemungkinan akan berdampak pada kegiatan industri hulu minyak dan gas saat ini dan di masa depan," paparnya dalam acara konferensi pers "Road to the IPA Convex 2021", Rabu (18/08/2021).

Sebagai industri yang bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, IPA menurutnya akan bekerja sama dan bahu membahu dalam mencapai kesepakatan iklim Indonesia.

"Kita akan bekerja sama untuk mencapai semua target tersebut, baik target minyak, gas, target produksi migas maupun target penurunan emisi," jelas Gary Selbie.

Lebih lanjut dia menyampaikan, pemerintah Indonesia telah menetapkan target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030. Oleh karena itu, IPA juga akan memberikan dukungan untuk mencapai target tersebut.

"Kami akan aktif berkolaborasi dan bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan di industri hulu migas nasional," tuturnya.

Sebagai informasi, IPA akan menyelenggarakan Konvensi dan Pameran IPA ke-45 Tahun 2021 (IPA Convex 2021) pada 1-3 September 2021 mendatang secara virtual bertema 'Realizing Indonesia's Energy Vision Post Pandemic'.

Gary menyebut, dalam IPA Convex tahun ini, yang menjadi fokus utama diskusi adalah mengenai bagaimana mencapai target produksi migas seperti yang telah ditetapkan dengan mengoptimalkan potensi-potensi migas yang ada di Indonesia.

"Selain itu, IPA Convex juga akan mendiskusikan berbagai hal terkait transisi energi yang tidak dapat dihindari oleh industri ini di masa depan," ucapnya.[CNBC Indonesia]

Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda