Ini Alasan Menteri ESDM turunkan Harga BBM Non Subsidi
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Harga BBM non subsidi yang diturunkan PT Pertamina (Persero) terjadi karena mengikuti pergerakan harga minyak mentah dunia.
Hal tersebut dijelaskan Menteri ESDM, Arifin Tasrif kepada awak media di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (3/11/2023).
"Ya jadi minyak kan sekarang 92 (dolar AS), 90 kan pernah ya, sekarang balik lagi 86 jadi fluktuasi. Jadi ini (BBM non subsidi) juga turun," jelas Menteri Arifin.
Arifin mengatakan bahwa penetapan skema harga itu terjadi di tengah harga minyak mentah dunia yang mengalami tren pelemahan yang berkisar 86 dolar AS atau sekitar Rp 1, 3 juta per barel.
Akan tetapi, harga minyak mentah dunia saat ini masih bersifat fluktuasi. Sehingga, Pertamina dapat melakukan penyesuaian harga BBM non subsidi kapan pun.
Lebih lanjut, saat ditanya tentang kemungkinan adanya penurunan harga BBM subsidi, Arifin enggan berbicara.
Meski begitu, dalam pernyataan tersebut Menteri ESDM itu telah menjelaskan bahwa terdapat penetapan harga yang berbeda antara BBM subsidi dan nonsubsidi, di mana harga BBM subsidi sepenuhnya berada di bawah pemerintah melalui Kementerian ESDM, bukan tergantung harga minyak mentah dunia.
Saat ini, harga BBM jenis Pertamax dijual Rp 13.400 per liter untuk wilayah DKI Jakarta. Harga BBM dengan kandungan RON 92 tersebut turun sebesar Rp 700 dari sebelumnya Rp 14.000 per liter.
Kemudian, Pertamax Turbo juga mengalami penurunan harga menjadi Rp 15.500 per liter atau turun Rp 1.100 dari sebelumnya Rp 16.600 per liter. Harga Dexlite juga turun menjadi Rp 16.950 per liter dari sebelumnya Rp 17.200 per liter.