DIALEKSIS.COM | Jakarta - Indeks kemakmuran negara-negara ASEAN meningkat dalam 10 tahun terakhir. Hal ini terlihat dalam laporan World Prosperity Index yang dipublikasikan oleh Legatum Institute. Indeks Kemakmuran dari lembaga penelitian yang berbasis di London ini mengukur kemakmuran di 167 negara di seluruh dunia.

Legatum Institute menggunakan 12 indikator, yang dikelompokkan dalam 3 grup besar yaitu: masyarakat yang inklusif, ekonomi terbuka, dan masyarakat berdaya. Indeks kemakmuran memiliki skor 0-100. Semakin tinggi skor, semakin makmur pula negara tersebut.

Secara global Indonesia menduduki peringkat ke 57 dengan skor 61,1. Peringkat ini naik 18 level dibandingkan posisi pada 2010. Ketika itu, skor Indonesia sebesar 55,5. Sedangkan di ASEAN, Indonesia bertengger di posisi kedua pada 2020 di belakang Malaysia sebagai negara termakmur di ASEAN dengan skor 67,5.

Indonesia memiliki peringkat yang mentereng di indikator modal sosial (social capital). Pada indikator ini, Indonesia berada di peringkat ke-6 dunia dengan skor 73,8. Modal sosial mengukur seberapa erat hubungan antara satu orang dengan yang lain dalam suatu masyarakat dalam hal saling percaya, menghormati, dan membantu.

Keberhasilan Indonesia dalam modal sosial juga tercatat dalam Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index 2021 sebagai negara paling dermawan di dunia.

Sementara itu, skor Indonesia masih kurang dalam variabel kualitas hidup seperti tempat tinggal, layanan dasar, dan konektivitas dengan nilai 66,7 (peringkat ke-104). Indonesia juga sangat rendah untuk ekonomi (58,2). Angka ini jauh di bawah Malaysia (70,8), dan Thailand (62,0), tapi lebih baik dari Filipina (56,8) dan Vietnam (55,1).

Dalam variabel ekonomi, salah satu yang disoroti adalah PDB per kapita. PDB Perkapita Indonesia memang berada jauh dari Malaysia. Menurut data World Bank, PDB per kapita (ADHK 2010) Malaysia pada 2020 mencapai AS$11.367, Thailand AS$6.094, dan Indonesia AS$4.312. Indonesia berada di atas Filipina (AS$2.980).[Lokadata]