kip lhok
Beranda / Berita / Heboh Tabung Gas Oksigen Kini Jadi Rebutan

Heboh Tabung Gas Oksigen Kini Jadi Rebutan

Sabtu, 26 Juni 2021 11:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pedagang tabung dan isi ulang gas oksigen kian kewalahan dengan meningkatnya permintaan dari masyarakat. Dalam beberapa hari terakhir, peningkatan permintaan sampai dua kali lipat, sejalan dengan tingginya penambahan kasus Covid-19. Kamis (24/6/21) lalu, terjadi rekor tertinggi dengan jumlah 20.574 kasus.

Kementerian Perindustrian bersama Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) dan para pelaku industri terkait, berupaya menjaga ketersediaan pasokan oksigen medis untuk kebutuhan sejumlah rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia.

"Kemenperin sudah membahas dengan asosiasi terkait kekurangan kekurangan oksigen di beberapa rumah sakit di Jawa Tengah. Mereka akan menyuplai dari pabrik-pabrik di Jawa Barat dan Jawa Timur. Kami akan terus memastikan kebutuhan oksigen di rumah sakit terpenuhi dan sudah disanggupi oleh asosiasi," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (25/6/2021).

Adapun kapasitas produksi gas oksigen di Indonesia 650 juta ton per tahun, sebanyak 300 juta ton per tahun terintegrasi dengan pengguna. Saat ini utilisasi rata-rata industri gas oksigen sekitar 80% karena sangat tergantung lokasi. Untuk tahun ini, hingga Juni 2021 tercatat sudah ada tujuh juta liter oksigen yang dipesan.

"Produksi dan distribusi gas oksigen diprioritaskan untuk kebutuhan rumah sakit dan fasilitas kesehatan dalam menangani lonjakan kasus Covid-19. Adapun gas oksigen untuk kebutuhan industri disalurkan setelah kebutuhan untuk rumah sakit atau fasilitas kesehatan terpenuhi. Hingga saat ini pengaturan keduanya masih terkendali," sebut Agus.

Hal itu juga menepis anggapan bahwa terhambatnya stok akibat pengiriman ribuan tabung gas ke India. Pemerintah Indonesia sempat mengirimkan bantuan ribuan tabung oksigen ke India untuk membantu korban Covid-19 pada 10 Mei lalu.

Selang tiga minggu berselang, ada pengiriman lagi dengan jumlah lebih banyak yakni 2.400 tabung ke negara yang sama. Hal itu sempat menimbulkan kekhawatiran menipisnya stok tabung gas oksigen nasional, namun Pemerintah membantah itu.

"Saat melakukan persiapan bantuan oksigen ke India, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga mengantisipasi dan menjamin kebutuhan dalam negeri terpenuhi kalau ada peningkatan kasus Covid-19. Bantuan yang diberikan sebanyak 3.400 tabung, atau hanya 0,05% dari stok tabung nasional. Jadi tabung oksigen cukup tersedia," kata Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri.

Meski demikian, nyatanya sejumlah rumah sakit, utamanya di Jawa Tengah sempat mengalami kelangkaan. Industri pun mengaku lebih sibuk untuk mengirimkan tabung oksigen ke Jateng dalam beberapa hari terakhir.

Di lapangan, pedagang mengaku meningkatnya penjualannya bisa hingga berkali-kali lipat dari sebelum lonjakan kasus. Saat bersamaan pengiriman dari distributor tidak mudah seperti sebelumnya saat tak ada lonjakan kasus Covid-19.

"Dari sana mungkin permintaan banyak, ada (permintaan pedagang) yang lain juga kali. Susah juga, sekarang juga habis, nggak ada. Tabung gas oksigen buat pasien kebanyakan sekarang yang nggak ada," kata Dede Januri, Pemilik Cahaya Gas yang berlokasi di Jl. Tebet Dalam 1 No.3, Tebet, Jaksel.

Pedagang lain juga mengalami hal serupa, kehabisan stok pasokan oksigen. Mereka terlihat kaget dengan fenomena yang tergolong baru ini.

"Isi tabung abis dari jam 1, peningkatannya 20% dari hari biasa. Biasanya tiap hari normal 10 tabung sekarang bisa lebih dari 10 contoh 15, dari 4 hari lalu. Karena Covid semakin membeludak. Kebanyakan yang pesan karena Covid-19. Sebelum-sebelumnya normal," kata Wafiq, pemilik Azam Oxygen yang berlokasi di Jl. Industri Raya No. 21, Gunung Sahari.

Pedagang mengaku mendapatkan permintaan untuk isolasi mandiri pasien Covid-19 di rumah. Rata-rata mereka memesan lewat telpon maupun aplikasi WhatsApp tanpa harus datang ke lokasi.

Namun, pedagang mengaku cukup takut mengirimnya langsung ke lokasi, meski sebagian pengiriman lewat aplikasi ojek online. Rizky Julian, pemilik Rizky Oksigen yang berada Jl. Gondang Sari, Pasar Rebo, Jakarta Timur mengaku mau tidak mau harus mengirim karena merasa kasihan, meski ada ancaman juga terhadap dirinya.

"Sekarang banyak yang cari tabung agak gede. Ada yang karena Covid di rumah stok 6-10 tabung untuk 1 keluarga, isi oksigen sampai Rp 900 ribu. Kadang jam 1 (malam) pesannya. Banyak yang isoma, banyak banget. Ada yang cerita dibawa ke rumah sakit, muter-muter dia ngomong nggak diterima, percuma. Mungkin rumah sakit penuh, semua rata-rata karena Covid-19. Saya sampai nggak tega dengar batuknya aja. Takut sih (antar barang), takut, cuma kasihan juga. Paling saya sampai depan saja," katanya.[CNBC Indonesia]

Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda