FPTI Aceh Gelar Pelatihan Rescue Kebencanaan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Sosial (Dinsos) Aceh, bekerjasama dengan Pengurus Provinsi Federasi Panjat Tebing Indonesia (Pengprov FPTI) Aceh, menggelar pelatihan vertical rescue kebencanaan dari tanggal 28-30 Juni 2019 di Hotel Nanggroe Banda Aceh.
Pelatihan angkatan kedua ini, dibuka Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri, Jumat (28/6/2019), diikuti 80 peserta dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Pengurus Cabang (Pengcab) FPTI se-Aceh.
Hadir sebagai instruktur, tiga pelatih vertical rescue kebencanaan nasional dari Pengurus Pusat (PP) FPTI Jakarta yaitu, Setyo Dibyo Purnomo dan Endro Sambodo dari Jogjakarta serta Deden Wahyudin dari Bandung. Ketiganya merupakan instruktur kebencanaan dari PP FPTI.
Ketua FPTI Aceh, H. Muhammad Saleh mengatakan. Pelatihan angkatan kedua ini, merupakan realisasi dari kerjasama antara pihaknya dengan Dinas Sosial Aceh.
Tujuannya, memberi pengetahuan tentang teknik penanggulangan bencana, khususnya evakuasi korban serta dropping (pengiriman) makanan kepada sasaran atau korban bencana.
"Kami punya tenaga dan keahlian untuk itu, tapi tidak punya dana untuk berbagi ilmu tersebut dalam bentuk pelatihan. Karenanya, kerjasama ini kami buka dengan tangan terbuka, demi misi kemanusian di Aceh," ucap Saleh, begitu dia akrab disapa.
Itu sebabnya, peserta dilatih dan diberi pengetahuan dan pemahaman tentang teknik evakuasi korban, baik yang selamat maupun korban meninggal dunia dari ketinggian (vertikal) maupun horizontal. Laut maupun darat.
"Dan ini tidak mudah, selain butuh nyali, juga kemampuan fisik serta pengetahuan yang lebih dari relawan bencana (Tagana) serta atlit maupun Pengurus FPTI di Aceh, khusus teknik tali temali dan evakuasi korban," kata Saleh.
Dia berharap, setiap peserta dapat menggali berbagai pengetahuan dari instruktur nasional yang dihadirkan.
"Para instruktur yang hadir tak hanya mampu dari sisi teknis, tapi juga pengetahuan mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)," ujar Saleh.
Tahun lalu, pelatihan serupa (Angkatan I) telah dilakukan di Kota Idi, Kabupaten Aceh Timur dengan peserta serupa.
Dia berharap, selain konsen pada peningkatan prestasi atlit di daerah, FPTI juga ikut berperan dalam penanggulangan bencana. "Jadi, kita juga punya misi kemanusiaan, selain mengejar prestasi," harap Saleh.
Kadis Sosial Aceh Alhudri menjelaskan. Bencana merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat ditentukan oleh siapa pun, kecuali Allah SWT. Karena itu, dibutuhkan kesiap-siagaan dari berbagai elemen. Termasuk para atlit dan pengurus FPTI se-Aceh.
"Kapan datangnya hanya Allah yang tahu. Tugas kita adalah, memprediksi dan menanggulangi saat bencana itu datang," jelas Alhudri.
Nah, sesuai aturan yang ada, salah satu menjadi tugas mulia ini ada pada Tagana yang merupakan bagian tak terpisah dari Kementerian Sosial RI. Di Aceh ada di Dinas Sosial Aceh.
"Kini, sejak dua tahun lalu, kita sudah punya mitra yaitu; FPTI. Saya minta, jadikan FPTI sebagai Tagana dan Tagana sebagai bagian tak terpisahkan dari FPTI, tentu sebagai relawan kebencanaan di Aceh," harap Alhudri.
Saat ini sebut Alhudri, ada seribu relawan yang tergabung dalam Tagana di seluruh Aceh. Jumlah ini akan bertambah dari atlit serta pengurus FPTI se-Aceh. "Karena itu, saya berharap, relawan Tagana dan FPTI menjadi ujung tombak pada setiap bencana yang terjadi di Aceh," ujarnya.
Selain belajar tentang berbagai teori, peserta juga akan melakukan praktik lapangan yang dipusatkan di arena wall climbing FPTI Aceh di Stadion Lhong Raya, Banda Aceh.(red/rel)