Beranda / Berita / Ekspor Lewat Kuala Tanjung Diklaim Lebih Murah dari Singapura

Ekspor Lewat Kuala Tanjung Diklaim Lebih Murah dari Singapura

Rabu, 09 Januari 2019 13:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : CNN Indonesia

DIALEKSIS.COM | Medan - PT Pelindo I mengklaim biaya pengiriman barang ke luar negeri (ekspor) melalui Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara, lebih murah ketimbang dari Singapura. Saat ini, pelabuhan tersebut sudah melayani pengiriman petikemas melalui rute langsung (direct call).

Pengiriman barang melalui rute langsung dilakukan ke Shanghai, China pada Kamis (27/12/2018) menggunakan Kapal Wan Hai.

Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana, mengatakan Pelabuhan Kuala Tanjung menawarkan efisiensi dari sisi waktu pengiriman dan biaya logistik. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk-produk ekspor nasional.

"Kalau ekspor melalui Kuala Tanjung sudah pasti lebih murah US$300 per TEUs, dibandingkan dari Singapura. Wan Hai merupakan kapal peti kemas terbesar yang pernah singgah di Pulau Sumatera," kata Bambang, di Pelabuhan Kuala Tanjung, Kamis (28/12/2018).

Bambang mengatakan Kuala Tanjung secara fisik sudah selesai dibangun pada November 2018. Kemudian pada Desember, pihaknya mendekati Wan Hai selaku penghubung yang membawa muatan. Selain itu mereka juga melakukan pendekatan kepada shipper (pengguna kapal), seperti Unilever dan P&G.

"Sehingga hari ini, Wan Hai menjadi kapal pertama yang masuk ke Terminal Multipurpose Kuala Tanjung dengan membawa ekspor tujuan Shanghai. Ini merupakan direct export, dari Kuala Tanjung dikirim langsung ke Shanghai, tidak melalui transhipment," terang Bambang.

Sementara itu, Perwakilan Wan Hai Line di Indonesia, Hendra Kusuma menambahkan pengiriman barang dari Kuala Tanjung ke Shanghai hanya memakan waktu 8 hari. Ini lebih singkat dari pengiriman barang yang bisa dilakukan dari Belawan ke Shanghai yang paling cepat membutuhkan biaya 12 hari.

"Mengenai biaya, untuk tujuan yang jauh, pasti lebih mahal karena untuk ekspor biasanya melalui India, sedangkan untuk impor harus melalui Port Klang, Malaysia, atau Singapura. Namun sekarang semuanya bisa langsung keluar atau masuk ke Kuala Tanjung sehingga bisa menghemat US$200-300 per kontainer," terangnya (fnr/agi)

Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda